​Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Penggiat Anti Narkoba 2019

​Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Penggiat Anti Narkoba 2019 Kepala BNN Provinsi Jatim, Brigjen Pol. Drs. Bambang Priyambadha, S.H., M.Hum memberikan penghargaan kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Ketua TP PKK Provinsi Jatim, Arumi Bachsin.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan sebagai Penggiat Anti Narkoba 2019 Provinsi Jawa Timur dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jatim. 

Penghargaan tersebut diterima Khofifah, sapaan lekat Gubernur Jatim itu atas peran sertanya dalam Program Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). Selain Gubernur Khofifah, Ketua TP PKK Provinsi Jatim, Arumi Bachsin Emil Dardak juga turut menerima penghargaan yang sama.

Penghargaan berupa piagam tersebut diserahkan Kepala BNN Provinsi Jatim, Brigjen Pol. Drs. Bambang Priyambadha, SH, M.Hum saat memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Provinsi Jatim Tahun 2019 di Taman Bungkul Surabaya, Minggu (7/7) pagi.

Seusai menerima penghargaan, Khofifah mengingatkan pentingnya ketahanan keluarga (family resilience) sebagai bagian penting dalam upaya mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Ketahanan keluarga dinilainya sangat berkaitan dengan kemampuan individu dan keluarga dalam menghadapi tantangan dan masalah. Dimana biasanya keinginan untuk menggunakan zat-zat psikotropika, narkotika dan adiktif seringkali muncul dari keluarga yang rentan atau ketahanannya rendah.

“Jadi harus dimulai dari unit terkecil yakni diri kita dan keluarga kita, sehingga muncul upaya penegakan hukum (law enforcement) yang saling berseiring untuk memberi efek jera bagi para pengedar narkoba,” katanya.

Khofifah mengatakan, seringkali penyalahgunaan narkoba berawal dari sekedar iseng mencoba yang kemudian menjadi ketagihan. Bila diteruskan, kondisi tersebut bisa menyebabkan kematian mulai dari matinya masa depan, matinya semangat hidup, sampai dengan meninggal dunia.

“Banyak juga korban penyalahgunaan narkoba berawal dari keadaan mereka yang frustasi dan kehilangan harapan (hopeless). Mereka menganggap dengan menggunakan narkoba masalah bisa diselesaikan, namun yang terjadi mereka malah terjerumus,” terangnya.

Masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba ini, lanjut Khofifah, masih ditemukan di banyak lini. Korban penyalahgunaan narkoba di Jatim sendiri masih sangat tinggi. Dirinya mengakui permasalahan tersebut menjadi pekerjaan rumah bersama dan harus diselesaikan dengan melibatkan semua pihak. Dirinya berharap, peringatan HANI ini bisa menjadi momentum dalam menekan peredaran gelap narkoba.

“Mari bersama-sama kita menyelamatkan anak-anak kita, generasi penerus bangsa agar terhindar dari bahaya narkoba, sehingga kita mampu mewujudkan Indonesia Generasi Emas 2045,” tegasnya.

Tak lupa, orang nomor satu di Jatim ini juga mengingatkan para orang tua untuk ikut mengawasi putra putrinya agar terhindar dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Salah satunya dengan mengetahui ciri-ciri anak yang mulai terkena bahaya narkoba seperti suka menyendiri, menghindar dari kehidupan sosial, sampai dengan acuh terhadap lingkungan.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO