​Di Depan para Sarjana Komunikasi, Mas’ud Adnan: Medsos Runtuhkan Akhlak, Padahal Kunci Komunikasi

​Di Depan para Sarjana Komunikasi, Mas’ud Adnan: Medsos Runtuhkan Akhlak, Padahal Kunci Komunikasi E.M. Mas'ud Adnan saat ceramah agama dalam Halal Bihalal para sarjana ilmu komunikasi lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) di Warung Budhe Karlien di Kertosono Nganjuk, Ahad (23/6/2019). foto: istimewa/ bangsaonline.com

NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Komisaris Utama HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com, Em Mas’ud Adnan, prihatin dengan fenomena runtuhnya akhlak akibat efek negatif media sosial (). Padahal akhlak adalah kunci utama efektivitas pesan dalam praktik komunikasi.

“Akhlak itu kalau dalam bahasa media adalah kredibilitas, kejujuran, independensi, dan obyektivitas. Media massa yang punya kredibilitas tinggi pasti lebih dipercaya publik sekaligus gampang mempengaruhi publik karena faktor reputasi,” tegas Mas’ud Adnan di depan para ilmu komunikasi alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) yang menggelar Halal Bihahalal di Warung Budhe Karlien Kertosono Nganjuk Jawa Timur, Ahad (23/6/2019).

Hadir pada acara itu para ilmu komunikasi, baik S-1 maupun S-2 yang selama ini menjadi praktisi media dan pimpinan media, terutama TVRI. Mereka antara lain: Tri Sumoharjo, Budi Santoso, Unggul Mudradjat, Sentot M, Ilham, Handoko, Triyanto, Iwan Setiawan, Ahmad Mardianto, Fatkhur, Susilo Herpan, Utari, Bunda Maria dan yang lain. Em Mas’ud Adnan yang juga alumnus Stikosa-AWS diminta memberi penyegaran rohani yaitu ceramah agama dan mimpin doa.

(Para alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS) foto bersama saat halal bihalal di Warung Budhe Karlien Kertosono Nganjuk, Ahad (23/6/2019). foto: istimewa/bangsaonline.com)

Menurut dia, pada era media sosial () ini ada kecenderungan terjadi degradasi akhlak dan moral. Selain itu, masyarakat pengguna cenderung serampangan, tidak cermat, dan mengabaikan kehati-hatian. Dalam pengamatan Mas'ud Adnan, banyak sekali di antara kita suka copas pesan tanpa dibaca lebih dulu, lalu diforward kepada orang lain. Bahkan kadang hanya dibaca judulnya, tapi sudah dikomentari macam-macam.

“Runtuhnya etika, sopan santun, budi pekerti dan akhlak sangat mudah dideteksi. Yang muda sudah tidak menghargai yang tua, sedang yang tua tidak menyayangi yang muda, sehingga lahirlah hate speech atau ujaran kebencian,” tegas Mas’ud Adnan yang juga alumnus pasca Unair.

“Padahal dalam perspektif agama Islam, Rasulullah dalam hadits bersabda: Bukan golongan saya siapapun yang tidak menyayangi yang lebih muda, dan bukan golongan saya siapapun yang tidak menghormati yang lebih tua,” tegas Mas’ud Adnan yang alumnus Pesantren Tebuireng sembari mengutip Hadits dalam teks Arabnya.

Bahkan, tegas Mas’ud Adnan, secara tegas Rasulullah mengaku bahwa dirinya diutus ke dunia ini untuk menyempurnakan akhlak manusia. “Innama buits-tu liutammi makarimal akhlak, sesungguhnya saya ini diutus (ke dunia) untuk menyempurnakan akhlak,” tegas Mas’ud Adnan yang dikenal sebagai penulis buku tentang NU dan Gus Dur, d iantaranya buku humor berjudul 'Gus Dur hanya Kalah dengan Orang Madura'.

Lihat juga video 'Demi Konten, Perempuan ini Ngevlog di Pantai Hingga Diterjang Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO