SURABAYA, BANGSAONLINE.com - EM Mas’ud Adnan, Caleg DPRD Provinsi Jawa Timur dari PPP nomor urut 2 dapil Surabaya, bersumpah tak akan ngentit dana jasmas atau hibah yang jelas-jelas diperuntukan untuk rakyat. “Sumpah demi Allah sepeser pun saya tak akan ambil,” tegas EM Mas’ud Adnan saat menyampaikan visi-misi di kediaman Ibu Nyai Hj Mahmudah, Ketua PAC Muslimat NU Kecamatan Wonocolo Surabaya, Senin malam (8/4/2019).
Nyai Hj Mahmudah yang keluarga dekat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa itu mengundang EM Mas’ud Adnan di kediamannya untuk melakukan sosialiasi kepada para jamaah Muslimat NU yang dipimpinnya.
BACA JUGA:
- Doa Bersama dan Berbagi dengan Anak Yatim, Rangkaian HUT ke-24 HARIAN BANGSA
- Enam Caleg DPR RI di Dapil Jatim X dengan Perolehan Suara Terbesar
- Raih 20.43%, Suara PKB Terbesar di Jatim, PDIP Turun Posisi ke-3, Inilah Suara 9 Parpol
- 4 Caleg Suara Tertinggi di Jatim: Putra Mantan Presiden, Aktivis, Putra Kiai, dan Bos Lion Air
EM Mas’ud Adnan hadir bersama istrinya, Hj Maimunah Saroh, dan menyampaikan pidato sekitar 15 menit di depan Muslimat NU Wonocolo.
EM Mas’ud Adnan yang alumnus Pesantren Tebuireng Jombang itu mengaku nyaleg karena diminta Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur. “Kiai Asep Saifuddin Chalim minta saya nyaleg sampai tiga kali, akhirnya saya bismillah,” katanya.
Penulis buku tentang Gus Dur dan NU itu mengaku senang karena bisa terus berinteraksi dengan ibu-ibu Muslimat NU yang dikenal sebagai pejuang NU yang ikhlas. “Saya berterima kasih sekali terutama kepada Ibunda Nyai Mahmudah dan Ibu Nyai Masfufah,” kata EM Mas’ud Adnan. Nyai Masfufah adalah salah satu Ketua PC Musilmat NU Kota Surabaya yang pada pemilihan gubernur Jawa Timur lalu dipercaya sebagai ketua Tim Pemenangan Khofifah-Emil di Kota Surabaya.
EM Mas’ud Adnan mengaku pernah diajak Kiai Asep ke Hongkong, Taiwan dan Malaysia mengikuti rombongan Ibunda Khofifah Indar Parawansa dalam rangka acara Jaringan Kiai-Santri Nasional (JKSN). Di Hongkong, ungkap alumnus pascasarjana Unair itu, dirinya menemukan fenomena kemakmuran karena faktor pemimpin yang bersih.