SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Meski volume banjir sudah surut, namun Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menginstruksikan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemprov Jatim tetap siaga. Khofifah meminta OPD terlibat langsung menangani daerah terdampak banjir. Hal ini penting dilakukan untuk mempercepat pemulihan dampak yang diakibatkan banjir khususnya pada 15 daerah di Jatim.
Lima belas daerah di Jatim yang terdampak banjir tersebut yaitu Madiun, Magetan, Pacitan, Ngawi, Trenggalek, Nganjuk, Tulungagung, Kediri, Blitar, Bojonegoro, Gresik, Sidoarjo, Probolinggo, Bojonegoro dan Tuban.
BACA JUGA:
- Jenazah Kiai Roziqi Disalatkan di Masjid Akbar, Khofifah 3 Kali Minta Kesaksian Jemaah
- Masjid Tertua di China Tak Ditempati Salat, Kenapa? Laporan M Mas'ud Adnan dari Tiongkok (3)
- CEO BANGSAONLINE Dicegat Pramugari dan Petugas Imigrasi di Bandara Fuzhou, Laporan dari Tiongkok
- Antisipasi Banjir, Pemdes Krebet Madiun Bangun Drainase Sepanjang 182 Meter
“OPD di Pemprov Jatim harus ikut menangani bencana banjir dan berkoordinasi aktif dengan pemda setempat, agar mempercepat pemulihan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang mendesak,” urai Gubernur Khofifah, Minggu (10/3).
Dijelaskan, tugas tiap-tiap OPD telah ditentukan untuk kegiatan tanggap darurat atas bencana yang terjadi pada 15 daerah di Jatim.
Pembagiannya yaitu Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim dan BPBD Jatim menangani daerah Pacitan, Madiun, Magetan dan Ngawi. Daerah Trenggalek dan Nganjuk ditangani oleh Dinas PU SDA dan Dinas ESDM Prov. Jatim. Daerah Tulungagung, Kediri, dan Blitar ditangani oleh Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan, dan Perkebunan Jatim.
Gubernur menambahkan, untuk daerah Sidoarjo, Gresik dan Probolinggo menjadi tanggung jawab Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim dan Disperindag Provinsi Jatim. Sedangkan daerah Bojonegoro dan Tuban menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan Jatim.