​Ratusan Pendekar PSHT Tuban Ikuti Pembinaan dan Tes Kenaikan Sabuk

​Ratusan Pendekar PSHT Tuban Ikuti Pembinaan dan Tes Kenaikan Sabuk Puluhan warga PSHT yang mengikuti tes kenaikan tingkat.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Ratusan pendekar mengikuti tes kenaikan tingkat serta pembinaan bagi siswa dan warga oleh Pengurus Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) Cabang Tuban pusat Madiun bertempat di lapangan Desa Sendang, Kecamatan Senori, Kamis (7/3).

Pantauan di lapangan, pelaksanaan kenaikan sabuk tingkat yang diikuti ratusan siswa dan warga ini, dirangkaikan dengan pembinaan sejarah atau cikal bakal berdirinya pengurus cabang PSHT di Tuban.

Ketua PSHT Ranting Senori, Zakki Mubarrok menjelaskan, ada 50 siswa yang naik tingkat dari polos ke jambon. Sedangkan, sabuk tingkat jambon ke hijau sebanyak 50 siswa. Selanjutnya, dari sabuk hijau ke putih diikuti 57 siswa yang tersebar di wilayah Tuban selatan. 

Mereka para siswa yang mengikuti tes digembleng dari tes tulis, senam dasar, sampai materi khas pencak silat yakni bertanding satu lawan satu (sabung) antar siswa. Kemudian, dilakukan pembinaan terhadap siswa dan warga oleh Pengurus Cabang - Pusat Madiun.

Sementara Ketua II Pengurus Cabang , Mas Sunarto, menceritakan awal mula didirikannya PSHT oleh Ki Harjo Oetomo di tahun 1922, yang berarti hingga kini sudah berumur hampir 97 tahun.

"Kurang 3 tahun lagi PSHT sudah berusia satu abad atau seratus tahun. Tentunya organisasi besar banyak ujian didapat seperti rongrongan dari intern. Sama hari ini, adik-adik melaksanakan tes atau ujian dalam setiap kenaikan tingkat, juga banyak aral maupun rintangan. Tekad yang kuat dan kompak insyaallah dapat lewati dan dilalui. Sehingga, organisasi akan menjadi masa jaya dan masa keemasan PSHT Pusat Madiun," tuturnya.

"Mari kita ikuti komitmen pendidikan PSHT cabang Tuban yakni tribakti yaitu 1) Bakti kepada Allah, 2) Bakti kepada orang tua, dan 3) Bakti terhadap pelatih," tuturnya.

Senada dikatakan Ketua I PC , Ahmad Rusdiyanto. Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan sejarah SH Teratai hingga tantangan pra berdirinya kepengurusan di tahun 1984.

"Kita latihan pertama kali di Pucangan, Montong, pernah difitnah dan dihasut seperti atribut baju hitam yang dikonotasikan jelek. Namun, seiring ketekatan waktu itu, tahun 1984 dari jumlah 50 siswa yang lulus sampai tingkat sasahan/pengesahan hanya 2 siswa yakni Mas Sunardi dan Mas Hariyadi," ceritanya. (ahm/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO