​UKM Teknologi Quran di Unnes, Lahir karena Berawal dari Salah Tafsir

​UKM Teknologi Quran di Unnes, Lahir karena Berawal dari Salah Tafsir Syeikh Imam Masjid Madinah, Syeikh Hussein Jaber, hadir dalam acara Halfah UKM TQ. foto: istimewa

SEMARANG, BANGSAONLINE.com – Teknologi , dua gabungan kata yang membuat bingung. Betulkah demikian? Iya, betul, jika Anda memadankan kata itu dengan, misalnya, teknologi robot. Yang bisa diartikan, teknologi yang tekandung dalam system robot, sehingga semua elemen robot bisa berfungsi.

Kata Teknologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Lantas, jika digabung dengan Quran, yang jelas-jelas nama kitab suci Agama Islam? Apa artinya?

Di Universitas Negeri Semarang, ada satu unit kegiatan manahasiswa (UKM) dari jumlah keseluruhan mencapai 50 UKM. Yaitu Teknologi Quran. Dari situlah, padanan dua kata ini muncul. “Diawali tahun 2015, Unnes memberangkatkan kontingen dalam lomba Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQ MN) di Universitas Indonesia, yang diselenggarakan Menristekdikti. Kontingen berhasil membawa pulang medali 2 emas 3 perak,” kata Wahid Wahid S.Pd, Kasubbag Minat, Penalaran, dan Informasi Kemahasiswaan, yang saat lomba sebagai dosen pendamping, bersama Baidhowi S.Ag M.Ag.

Usai lomba, Baidhowi mengusulkan kepada rektorat agar membentuk wadah sebagai persiapan MTQ berikutnya, agar lebih matang. “Maka dibentuklah UKM Teknologi Quran yang sebelumnya masih berbentuk forum. Untuk membentuknya, dibuat proposal kepada Rektor, dan disposisi ke Wakil Rektor 3 atau yang membidangi kemahasiswaan. Lha hal unik terjadi,” cerita Wahid.

Umumnya, Wakil Rektor 3 saat menyampaikan disposisi, jika memang belum disetujui, biasanya nomornya 4, dengan tulisan untuk perhatian, kemudian diserahkan kepada staf ahlinya. “Tetapi di proposal ini, tulisannya ‘lanjutkan’. Ketika itu, yang ditunjuk untuk proses lebih lanjut adalah Staf Ahli Bidang Karakter dan Kesejahteraan Mahasiswa. Lalu saya sampaikan kepada forum Teknologi Quran untuk membuat formatur kepengurusan di bulan Desember, kemudian Januarinya dilantik, langsung ada tambahan UKM Teknologi Qur’an,” kenang Wahid.

Lha kok akhirnya Wahid dipanggil Wakil Rektor 3 untuk menanyakan terkait adanya pelantikan tersebut. “Saya jawab, disposisi mengatakan lanjutkan. Pengertian saya, berarti dilanjutkan untuk diproses. Ternyata, maksud dari Wakil Rektor 3, lanjutkan itu artinya 'lanjutkan' untuk dibahas,” tutur Wahid sambil tersenyum.

Ketua Umum UKM Teknologi Quran Riska Eko Cahyono mengatakan, salah tafsir kata ‘lanjutkan’ dalam disposisi ini, akhirnya melahirkan UKM Teknologi Quran di kampus Unnes. “Pemakaikan kata Teknologi sebenarnya berisi tentang kegiatan melatih teknik-teknik seni Al-Quran seperti tilawah, tartil, hifdzil (menghafal ), kaligrafi, syarhil (pidato yang berisi ungkapan makna kandungan yang terdiri dari 3 orang) dan fahmil (cerdas cermat) serta karya tulis ilmiah dengan bersumber pada . Latihan sering dilakukan setiap satu pekan sekali untuk setiap bidang di hari yang berbeda,” kata dia.

UKM Teknologi Quran sering mendapat undangan dari pihak Rektorat untuk mengisi tilawah atau qiraah. Juga ditempatkan di barisan depan setara UKM Rebana Modern pada kegiatan Nusantara Mengaji yang diadakan oleh Unnes.

“MTQ Unnes 2017 berhasil kita gelar, dan juaranya diberangkatkan ke MTQ MN di Malang. Tepatnya di Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang. Hingga tahun 2018 ini sukses mengadakan lomba essay nasional bersumber dan juga mengundang Syeikh Imam Masjid Madinah, Syeikh Hussein Jaber pada acara Halfah UKM TQ,” kata Riska Eko Cahyono. “Saya tidak nyangka, bisa menghadirkan Syeikh dari Madinah, itu bikin saya serasa nangis gitu. Itu menjadi kebanggaan saya tersendiri,” tambah dia.

Ust Zaim El Mubarok S.Ag M.Ag, sangat berharap UKM Teknologi Quran ini bisa menjadi salah satu UKM yang mewujudkan konservasi moral di Unnes. “Keberadaan UKM Teknologi Quran ini termasuk sangat vital adanya. Perlu dijaga kelestariannya. Menjaga akhlak, menjaga norma, nilai-nilai yang ada di kalangan mahasiswa itu salah satunya adalah Teknologi Quran. Dengan demikian, harapan saya satu saat nanti bisa menjadi poros konservasi moral yang ada di Universitas Negeri Semarang. Jadi menjaga, kemudian merekatkan, kemudian mengarahkan perilaku mahasiswa ke arah yang lebih baik.” kata dia.

Sumber: -

Lihat juga video 'Cendekiawan Muslim tak Tahu Jumlah Juz Al-Quran':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO