SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Dr. H. Soekarwo berharap Jawa Timur mampu bersaing di tingkat global lewat industri digital. Masuknya industri digital diperlukan karena kompetitor Jatim bukan hanya skala nasional namun negara lain seperti India, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
“Lewat industri digital yang di dalamnya ada proses produksi dan pemasaran, masyarakat tidak saja merambat tetapi bisa melompat dalam mempercepat tercapainya kesejahteraan,” ujar Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim usai Upacara Peringatan Hari Jadi Provinsi Jatim Ke-73 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (12/10).
BACA JUGA:
- Pesan Pj Gubernur Jatim saat Terima Penghargaan dari Mendagri di Hari Otoda 2024
- Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur Penerima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha
- Raih SPM Awards 2024, Adhy Karyono: Jadi Motivasi dan Cambuk bagi Pemprov Jatim
- Hadiri Rakornas PB 2024, Adhy Karyono: Indeks Risiko Bencana di Jawa Timur Terus Turun
Pakde Karwo menjelaskan, semangat berkompetisi global tersebut tertuang dalam tema Hari Jadi ke-73 Provinsi Jatim yakni “Memakmurkan Jawa Timur Melalui UMKM Berbasis Digital”. Industri dan digital ekonomi difokuskan pada segmen UMKM agar mampu tumbuh inklusif dan berkelanjutan. “Semangat tema Hari Jadi, sangat relevan dengan persoalan dan tantangan Jatim kedepan yang tidak mudah, yaitu bonus demografi,” terangnya.
Ditambahkan, UMKM menjadi salah satu fokus penting pada era kepemimpinannya bersama Gus Ipul. Apalagi, UMKM memiliki tiga faktor yang membuatnya bisa bertahan dalam kondisi ekonomi yang krisis. Pertama, yakni UMKM menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga, ketika pendapatan masyarakat merosot saat krisis ekonomi terjadi tidak berpengaruh banyak terhadap permintaan barang dan jasa yang dihasilkan UMKM.
Faktor kedua, pelaku usaha UMKM memanfaatkan sumber daya lokal, sehingga sebagian besar kebutuhan UMKM tidak mengandalkan barang impor. Faktor terakhir yaitu bisnis UMKM tidak ditopang dana pinjaman bank, melainkan dana sendiri. Dengan kondisi itu, saat suku bunga bank melambung tinggi UMKM yang kini tercatat 12,1 juta unit tidak akan terpengaruh.
“UMKM telah menjadi backbone dan buffer zone yang mampu menyelamatkan negara dari krisis,” imbuh orang nomor satu di Jatim ini.
Dengan teknologi yang berkembang cepat, Pakde Karwo menyampaikan, sektor e-commerce (perdagangan elektronik) dan ekonomi digital juga berkembang luar biasa. Untuk itu, pemerintah telah meluncurkan program “Making Indonesia 4.0”, sebagai tanggapan atas fenomena global tentang revolusi industri 4.0.
“Adanya revolusi industri 4.0 mendorong harapan untuk mewujudkan Jatim sebagai salah satu provinsi yang tangguh di Indonesia,” harap Pakde Karwo.
Revolusi industri 4.0, lanjut Pakde Karwo, mendesak adanya perubahan tata kelola industrialisasi. Oleh sebab itu, penggunaan teknologi informasi yang lebih mutakhir dalam proses produksi, distribusi, maupun dukungan permodalan sistem perbankan menjadi arah dalam konsepsi JATIMNOMICs ke depan.
“Artinya ke depan ekosistem industrialisasi menuntut adanya tata kelola industri dengan fleksibiltas yang tinggi dan efisien dalam waktu dan biaya,” terang pria kelahiran Madiun ini.