​Pakde Karwo Berangkatkan Tim Ekspedisi Jalur Darat ke 34 Gubernur di Aceh

​Pakde Karwo Berangkatkan Tim Ekspedisi Jalur Darat ke 34 Gubernur di Aceh Pakde Karwo bersama Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah memberangkatkan Tim Ekspedisi Jalur Darat ke 34 Gubernur di Kantor Gubernur Aceh.

ACEH, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) Dr. H. Soekarwo bersama Plt. Gubernur Nova Iriansyah memberangkatkan Tim Ekspedisi Jalur Darat ke 34 Gubernur di Kantor Gubernur , Jumat (7/9).

Ekspedisi Jalur Darat 34 Gubernur adalah ide Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim untuk mengekspos kebijakan keunggulan dan inovasi di 34 provinsi di Indonesia.

Ekspedisi ini dimulai dari Nangroe Darussalam, kemudian berlanjut bertemu dengan 34 gubernur dan mengelilingi provinsi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Kegiatan ekspedisi akan berakhir di Surabaya, Jawa Timur pada Januari 2019.

Ekspedisi yang diikuti generasi muda Indonesia akan menempuh waktu selama 5 bulan atau sekitar 133 hari dengan total jarak tempuh sekitar 21.000 km. Sebagai Ketua Tunas Muda Jatim atau team leader ekspedisi yakni Kiagus Firdaus, didampingi oleh Mukhlis Said sebagai project manager, Samsul Hadi sebagai operational team, Rizki Dwi Putra sebagai fotografer, Ahmad Jilul sebagai jurnalis, serta Ahmad Kurnia dan Setia Budi sebagai professional driver.

Dalam sambutannya Gubernur Soekarwo menyampaikan pentingnya mengekspos keunggulan tiap daerah agar dapat terwujud kolaborasi antara satu provinsi dengan provinsi lain.

"Tim ekspedisi akan menggali dan mengkaji keunggulan tiap provinsi, kemudian akan ditabulasi dan dianalisis kebutuhan satu provinsi yang bisa didapat dari provinsi lain, sehingga kita bisa mencari pengganti dari impor dan mewujudkan kemandirian ekonomi," jelas Gubernur Soekarwo.

Pakde Karwo Minta 34 Provinsi Gerakkan UMKM dan Gunakan Bahan Baku Lokal

Pada kesempatan yang sama, Pakde Karwo meminta kepada 34 provinsi di Indonesia menggerakkan umkm di wilayahnya masing-masing. Dalam menggerakkan umkm tersebut diutamakan menggunakan bahan baku lokal asli daerahnya.

Peran APPSI, lanjutnya, tidak hanya membahas penyelesaian sengketa perbatasan, tetapi juga menyelesaikan permasalahan lain seperti meningkatkan umkm guna menumbuhkan perekonomian. “Ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikannya, umkm bisa dikembangkan dengan melihat potensi agro dan hortikultura yang cukup besar di Indonesia. Bahkan berdasarkan sensus ekonomi terhadap umkm di Indonesia, dari total umkm se-Indonesia yang mencapai 12,1 juta terdiri dari sekitar 7 juta di bidang agro dan hortikultura dan sekitar 4,91 juta di bidang non agro.

Melihat kondisi seperti itu, jelas Pakde Karwo, maka dengan menjadikan proses on farm menjadi off farm di industri primer / sekunder atau memproduksi bahan baku menjadi bahan jadi bisa menghasilkan nilai tambah mencapai 93 persen dan bisa lebih.

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO