​Tafsir Al-Isra 7: Syetan, Informan Wong Kafir

​Tafsir Al-Isra 7: Syetan, Informan Wong Kafir Ilustrasi. Foto: islamidia.com

Oleh: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag. . .

In ahsantum ahsantum li-anfusikum wa-in asa'tum falahaa fa-idzaa jaa-a wa’du al-aakhirati liyasuu-uu wujuuhakum waliyadkhuluu almasjida kamaa dakhaluuhu awwala marratin waliyutabbiruu maa ‘alaw tatbiiraan (7).

"… fa-idzaa jaa-a wa’du al-aakhirati ...". Terjemahan "wa'du al-aakhirah" adalah janji terakhir. Begini, ayat sebelumnya (4) bertutur, bahwa bangsa Israel akan membuat kerusakan di bumi ini dua kali. Kebrutalan pertama dengan berbagai akibatnya dijelaskan oleh ayat nomor 5 dan 6 seperti dulu dikisahkan. Lalu ayat studi ini (7) menjelaskan kebrutalan kedua dengan bahasa "wa'du al-aakhirah".

Banyak versi soal bentuk konkret kebrutalan mereka sesi kedua ini. Meski demikian, semua riwayat tertuju kepada pembunuhan nabi Zakariya A.S. dan putranya, nabi Yahya A.S. Nabi Zakariya A.S. yang sudah tua, kesalehan dan semangatnya berdakwah sungguh membuat para pendeta Yahudi dan pembesar bani Israel jengkel.

Bayangkan, nabi Zakariya A.S. pernah kehilangan suaranya yang biasanya lantang, alias bisu mendadak selama tiga hari. Hal itu bukan sebuah kutukan, melainkan anugerah karena sebagai tanda bahwa doanya meminta anak telah dikabulkan oleh Tuhan. Mestinya istirahat sejenak dan libur tidak berdakwah. Andai Zakariya melakukan itu, maka wajar dan pasti dimaklumi oleh masyarakat.

Tapi tidak bagi Zakariya A.S. Sang nabi super gigih itu tetap saja keluar rumah, bersilatur rahim, memimpin ibadah dan naik ke mimbar menyampaikan dakwah meskipun hanya pakai isyarah tangan dan segala bahasa tubuh yang bisa dimengerti. Materi yang disampaikan minimal menyeru umatnya agar tetap bertasbih dan memuji kebesaran Tuhan (Maryam:11).

Sikapnya yang tak bisa dikompromi dan tetap berseru ke jalan Allah SWT, tidak mensekutukan dengan siapapun, tetap menyeru umat agar jujur dan tidak curang, mencari rezeki yang halal, berlaku santun dan murah hati inilah yang membuat para pembesar bani Israel dan para konglomerat terganggu. Para pendeta terganggu karena ajaran teologisnya terpatahkan oleh keimanan dan tauhid yang diserukan Zakariya. Sedangkan kalangan borjuis-konglomerat merasa tersendat bisnisnya karena ajaran kejujuran. Lalu mereka bergabung dalam kekuatan besar dan nabi Zakariya A.S., akhirnya mereka bunuh.

Sumber: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO