SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pernyataan Ketua PC Muslimat Kota Surabaya Lilik Fadhilah bahwa Fandi Utomo layak untuk menjadi Wali Kota Surabaya harus dipertimbangkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pasalnya, Fandi Utomo saat ini berkhidmat di Partai pimpinan Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tersebut.
Selain itu, di Pileg 2019, PKB harus berjuang untuk menambah jumlah kursi di DPRD Kota Surabaya. Saat ini, PKB hanya memiliki 5 kursi. Jika persyaratan untuk mengusung calon adalah 20 persen di kursi parlemen maka PKB masih kurang 5 kursi lagi. Karena itu, Fandi sebagai calon anggota legislatif (Caleg) PKB dari daerah pemilihan Kota Surabaya harus ikut mendongkrak suara PKB di Kota Surabaya.
BACA JUGA:
- PKB Siapkan Baddrut dan Thoriqul Haq Sebagai Bakal Calon Gubenur Jawa Timur 2024
- Turut Berduka, Muzammil Syafi'i Ceritakan Pengalaman Berjuang Bersama Cak Anam di Ansor
- Gubernur Khofifah: Program Pemutihan PKB Jatim Berakhir Besok
- Pemprov Jatim akan Gelar Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Selama 3 Bulan
Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman melihat dari konstalasi Pilkada serentak tahun ini, PKB memiliki pekerjaan berat di Surabaya.
"Pileg ini PKB punya pekerjaan berat. Dia harus mengonsolidasikan kekuatan-kekuatan NU. Karena tidak semua kekuatan itu satu jalur politik dengan PKB. Contohnya di Pilkada kemarin, PKB kalah di Surabaya," kata Airlangga, Selasa (24/7).
CEO The Initiative Institute mengatakan bahwa basis politik dari kalangan NU tidak utuh. Ada sebagian besar yang tidak ke PKB. Nah ini, lanjut Angga, yang harus diantisipasi adalah kalangan uslimat.
"Di pilkada kemarin justru mobilitas dukungan ke Khofifah, bukan ke PKB. Artinya, kepada pasangan yang bukan diusung oleh PKB," tambahnya.