​Rejosokita Sabet Predikat Terbaik di Singapore Internasional Water Week 2018

​Rejosokita Sabet Predikat Terbaik di Singapore Internasional Water Week 2018 Suasana penganugerahan penghargaan terbaik.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Gerakan RejosoKita membuktikan bahwa kajian tentang strategi adaptasi dan mitigasi masyarakat dalam menghadapi permasalahan sumber daya air yang menjadi salah satu kajian dasar dalam penerapan skema co-investasi jasa lingkungan. DAS Rejoso mendapatkan pengakuan terbaik saat penyelenggaraan Singapore International Water Week (SIWW) 2018 di Sands Expo and Convention Center, Marina Bay Sands, Singapura.

Kegiatan tahunan tersebut dihadiri delegasi dari seluruh dunia membahas tentang pengelolaan sumberdaya air dan inisiatif-inisiatif yang dikembangkan untuk menjaga kelestariannya. Kajian #RejosoKita telah menyisihkan 200 poster bertemakan inisiatif pengelolaan sumberdaya air lainnya dan meraih best poster winner.

Gerakan RejosoKita adalah sebuah gerakan yang dibentuk sejak awal tahun 2017 oleh beberapa lembaga dan Universitas di Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengelola dan melindungi DAS Rejoso di secara berkelanjutan melalui investasi bersama antara para pemangku kepentingan dan upaya berbasis kinerja yang akan membawa dampak positif pada kebutuhan sosial, ekonomi dan lingkungan.

Gerakan RejosoKita mengirimkan tiga orang anggotanya, yaitu Ni’matul Khasanah dari The World Agroforestry (ICRAF), Fajar Kurniawan dari Yayasan Social Invesment Indonesia (YSII) dan Cut Endah dari Danone – AQUA. Paparan kajian yang berjudul “Community vulnerability and Adaptation to the Dynamic of Water Resources in Rejoso Watershed, East Java, Indonesia” mendapatkan Best Poster Winner untuk kategori tema Water for Liveability dan Resilience.

Kajian tentang strategi adaptasi dan mitigasi masyarakat dalam menghadapi permasalahan sumber daya air merupakan tahapan yang penting mengingat startegi adaptasi dan mitigasi masyarakat terkait sumberdaya air merupakan salah satu faktor yang menentukan bentuk intervensi perlindungan ekosistem apa yang ingin diterapkan dalam gerakan RejosoKita.

Khasanah menjelaskan bahwa semua aktivitas data di RejosoKita mengacu pada data ilmiah hasil kajian dari World Agroforestry Centre (ICRAF) Universitas Gajah Mada, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Merdeka dan University of Montpellier Perancis.

“Data tersebut yang kemudian menjadi basis dalam merumuskan kegiatan konservasi yang melibatkan Kemitraan Pemerintah dan Swasta melalui skema ko investasi jasa lingkungan,” tegasnya.

Skema ko investasi jasa lingkungan RejosoKita memberikan imbal jasa lingkungan bagi petani di hulu dan tengah DAS yang menerapkan kegiatan konservasi antara lain: mempertahankan atau menanam tanaman keras, menanam rumput sebagai penguat teras, membuat rorak.

"Saat ini Skema ko-investasi jasa lingkungan ini telah diikuti oleh 13 kelompok tani, terdiri dari 174 petani dengan total lahan seluas 106,6 Ha di tujuh desa di yang bersedia untuk bekerjasama melakukan upaya Konservasi DAS Rejoso. Capaian seiring dengan meningkatnya kesadaran multipihak bahwa kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama,” tutup Khasanah. (afa/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Penuhi Air Bersih Warga, Pemdes Krandegan Sukseskan Program SPAM dari PUPR':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO