SHARJAH, BANGSAONLINE.com – Di Kota Pesisir Sharjah, Uni Emirates Arab, terdapat sebuah masjid yang telah berusia 100 tahun, namanya masjid Al Aqroubi. Masjid ini dibangun dengan menggunakan batu karang laut. Uniknya, untuk menyusunnya cukup dengan lumpur laut.
Begitu juga dengan menara masjidnya yang setinggi 30 meter, juga mengandalkan konstruksi karang dan lumpur laut saja.
BACA JUGA:
- Mbah Benu Minta Maaf, Bukan Telepon Allah, Netizen: Ngawur Mbah
- Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran
- Haramkan Maulidan dan Wayang, Nyali Ustad Wahhabi Ciut soal Miss Universe Asal Saudi
- Jangan Main-Main dengan Kata Kiblat, Ketahui Sejarah Perpindahannya yang Penuh Hikmah
Dibayangi gedung pencakar langit yang bermunculan di sekitarnya selama bertahun-tahun, masjid berwarna pasir ini tampak begitu tenggelam. Namun sejarah panjang bangunan, sama dengan pirus karpet yang melapisi lantainya.
Masjid sederhana ini dibangun lebih dari 100 tahun yang lalu oleh penyelam Emirat yang tinggal di Al Khan, sebuah desa nelayan di selatan emirat.
Rashid Alaqroubi adalah sang pembangun masjid yang kemudian namanya digunakan untuk menamai Masjid, Al Aqroubi. Masjid ini tepatnya dibangun pada tahun 1904, dilatarbelakangi karena dirinya menginginkan tempat salat usai melaut mencari mutiara.
Masjid ini bertengger di tepi pantai Al Khan, memiliki lebar sekitar 80 meter - salah satu yang terkecil di negara ini -.
“Ayah saya dan kakek membangun masjid, namun tidak dilengkapi dengan menara pada saat itu. Menara baru dibangun sekitar 30 tahun kemudian,” kata Obaid Rashid Alaqroubi.
Alaqroubi yang pernah menjadi wakil Menteri Kehakiman dan Urusan Islam dan Awqaf saat ini masih memelihara masjid dan menanggung semua biaya perawatan dan renovasi.
“Kami membayar dari kantong kami sendiri, kami tidak minta imbalan apa pun,” katanya. “Kami melakukan itu karena itu hal yang benar . Ini adalah tempat bersejarah dan itu adalah rumah Tuhan di mana orang datang untuk salat.”
Masjid Al Aqroubi ini bisa menampung 100 orang untuk beribadah. “Banyak anggota keluarga menyediakan segala macam pemeliharaan kebutuhan masjid. Kami mempertahankan keaslian bentuk.”
Masjid dan halamannya yang sederhana dibangun dari bebatuan, karang dan lumpur yang ditarik dari laut, seperti yang umum di daerah itu pada saat itu, dan dipagari dinding kecil.