Kampanye GNNT Rambah Kampus Unair

Kampanye GNNT Rambah Kampus Unair KAMPANYE. Suasana kampanye GNNT di Universitas Airlangga Surabaya oleh pihak BI, rektor Unair, perwakilan DPR RI dan para pendukung lainnya. foto : nisa/bangsaonline

SURABAYA (bangsaonline) - Bank Indonesia (BI) Wilayah IV mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Universitas Airlangga Surabaya. Kenapa dipilih kawasan kampus, untuk mengakselerasi perilaku penggunaan non tunai di masyarakat mengingat kawasan kampus adalah lingkungan terdidik yang mudah diedukasi dan dapat menularkan pengetahuannya pada lingkungan sekitar termasuk keluarga.

“Harapan kami, mahasiswa dan segenap civitas akademikia universitas menjadi Agent of Change untuk mendorong perubahan perilaku dalam bertransaksi, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi system pembayaran yang saat ini terus berkembang,” ungkap Kepala Perwakilan BI Wilayah IV Dwi Pranoto, didampingi Rektor Universitas Airlangga, Prof Dr H Fasich Apt akhir pekan kemarin.

Ada tujuh bank umum yang siap memfasilitasi penggunaan instrumen pembayaran non tunai di lingkungan kampus Universitas Airlangga. Selain dengan Universitas Airlangga, program percontohan yang sama juga dilaksanakan di Universitas Surabaya (Ubaya) dengan didiukung oleh 7 bank umum nasional.

Dwi Pranoto menjelaskan, program GNNT di lingkungan kampus awalnya dimulai oleh Bank Indonesia dengan pencanangan Kampanye Less Cash Society (LCS) pada Universitas Indonesia di Jakarta tahun 2013. Pada tahun 2014. Kampanye LCS berubah menjadi GNNT dan dilaksanakan di beberapa universitas pada 10 wilayah di Indonesia yaitu Makassar, Banjarmasin, Denpasar, Yogyakarta, Bandung, Palembang, Padang, Medan, Bogor, dan Surabaya.

Di Jawa Timur, kampanye GNNT dilakukan melalui beberapa pendekatan. “Disamping melakukan edukasi mengenai produk layanan untuk transaksi non tunai, dan percontohan dua kampus sebagai kawasan non tunai (Universitas Ailangga & Universitas Surabaya), saat ini juga sedang dilaksanakan pilot project penyaluran dana bantuan sosial untuk Program Keluarga Harapan (PKH) melalui uang elektronik,” papar Dwi.

Dalam GNNT, lanjut Dwi, kampanye difokuskan tidak hanya pada uang elektronik namun juga pada transaksi non tunai lainnya seperti menggunakan kartu kredit, kartu ATM, kartu ATM/debet, melalui kliring dan RTGS.

“Dengan uang elektronik, masyarakat atau pun mahasiswa dapat bertransaksi non tunai tanpa perlu memiliki rekening di bank, tanpa biaya administrasi, tanpa minimum transaksi, dan tanpa minimum saldo. Bahkan uang elektronik dapat digunakan bertransaksi pada wilayah-wilayah yang belum terjangkau jaringan perbankan karena memungkinkan dapat bertransaksi (top up, membayar tagihan, dan tarik tunai) pada agen-agen individu,” pungkas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO