​Randu Tatah, dari Wahana Studi Lingkungan Jadi Destinasi Menguntungkan

​Randu Tatah, dari Wahana Studi Lingkungan Jadi Destinasi Menguntungkan Indah dan eksotik. foto: Retno A W/ BANGSAONLINE

PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Awalnya hanya pusat untuk studi lingkungan mangrove dan cemara laut, Pantai Duta kini menjelma menjadi wisata paling wajib di kunjungi jika melewati Paiton, Probolinggo.

Dari tangan seorang pengembara kambing, Abdul Aziz (55) telah membawa transformasi untuk desa yang menjadi tempat kelahirannya itu. Berawal dari keprihatinan Aziz akan abrasi yang terjadi, Ia pun memulai belajar menanam mangrove sejak 2001 tanpa dapat bantuan dan hanya bermodal ikhlas.

“Dulu desa kami punya 4 dusun. Namun tahun 70-an, desa kami habis terkena abrasi dan akhirnya tinggal 3. Kalau di biarkan, nanti mungkin 20 tahun lagi Randutatah akan hilang. Untuk mencegah itu, saya berinisiatif untuk menanam pohon mangrove,” ucapnya.

Sejak awal Aziz tidak menduga jika hutan mangrove yang Ia kelola akan menjadi tempat wisata sebesar ini. Niat untuk mencegah abrasi justru mendatangkan banyak manfaat, termasuk untuk warga desa Randutatah. Aziz mengaku jika dulunya pantai duta hanya di buka untuk murid-murid yang ingin belajar menanam mangrove. Namun lama-lama mulai banyak yang datang, hingga akhirnya di ubah menjadi tempat wisata.

“Dulu namanya Mangrove Center sebelum di ubah menjadi Pantai Duta, karena saya tidak mengira yang datang akan sebanyak ini. Terlebih tidak hanya Probolinggo, bahkan yang dari luar daerah juga banyak yang datang, seperti Situbondo, Bondowoso, dan Jember, selebihnya saya tidak ingat dari mana saja, toh setiap hari selalu ada yang datang,” ungkap Aziz.

Sebelum mendapat bantuan dari perusahaan, Aziz merawat sendiri hutan mangrovenya hingga para warga mulai ikut membantu aziz mengembangkan mangrove tersebut. “Aktifnya mungkin sekitar tahun 2006, saya pagi menjaga kambing, malamnya saya menjaga hutan mangrove. Baru tahun 2013 kami di rekrut oleh perusahaan YTL PLTU, Paiton. Dan alhamdulillah, mereka yang membangun fasilitas yang ada di pantai duta ini,” jelasnya.

Selain Mangrove, Pantai Duta juga beriringan dengan pohon cemara laut yang sengaja di tanam agar kondisi pantai tidak panas. Aziz bahkan harus dikirim ke Tuban dulu untuk belajar memelihara cemara laut hingga mampu membuat bibirnya sendiri.Bahkan, beberapa cemara laut yang di tanampun sempat di rusak oleh beberapa orang oknum tak bertanggung jawab, mengingat harga cemara yang juga mahal, Aziz lebih mewaspadai danmelindungi apa yang sudah Ia tanam hingga sekarang.

“Seluas 9 hektare untuk cemara laut, tapi untuk keseluruhan lahan mangrove yang ada di pantai Duta, luasnya sekitar 22 hektare dan 16 hektare sudah hijau,” ringkasnya.

Selain itu, Sepanjang pantai probolinggo, Aziz mengaku jika dirinya sendiri yang menanami bibit mangrove selama kurang lebih 5 tahun terakhir.“Istri sempat bilang setres, soalnya saya tidak dapat bayaran dari apa yang saya lakukan lakukan ini. Tapi setelah saya masuk dalam salah satu stasiun tv nasional atas pengabdian saya pada lingkungan,dan saya tayang di sana selama 10 hari menyambut hari pahlawan,hingga mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Lingkungan tingkat Nasional. Istri saya baru sadar jika apa yang saya lakukan itu benar,” Jelas Aziz.

Nama pantai Duta sendiri di ambil dari nama desa tersebut, yakni Randutatah.Diresmikan sejak 1 Januari 2015, kini mangrove center sudah mampu merekrut orang dan mengambil manfaat dari hutan mangrove yang ada di sana.

Sumber: *Retno A W

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO