​Tiga Proyek Prestisius di Kota Mojokerto Terganjal Administrasi

​Tiga Proyek Prestisius di Kota Mojokerto Terganjal Administrasi Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Mojokerto, Agoes Heri Santoso.

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Realisasi pembangunan tiga proyek prestisius yang digadang-gadang menjadi tinggalan Walikota Mojokerto Masud Yunus tersendat. Proyek bernilai miliaran rupiah yang diharapkan jadi kado pemerintahan ulama yang lengser tahun 2018 ini terkendala persoalan administrasi.

Ketiga proyek tersebut yakni pembangunan kantor Kecamatan Kranggan senilai Rp 7 miliar, pembangunan gedung pendidikan di Pulorejo sebagai pengganti istilah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) senilai Rp 12,7 miliar, dan finishing Graha Mojokerto Service City (GMSC) Rp 7, 7 miliar.

Tersendatnya fase administrasi proyek ini diperkirakan akan berpengaruh terhadap upaya pengoperasionalan ketiga gedung. Padahal, Walikota Masud Yunus berharap gedung pelayanan dan perijinan satu atap GMSC bisa operasional tahun ini.

"Ketiga proyek pristisius ini tengah mengalami problem administrasi. Faktor administrasi itu yang menghambat proses lelang," cetus Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Mojokerto, Agoes Heri Santoso, Selasa (27/3).

Pejabat publik yang sekaligus merangkap jabatan sebagai Plt. kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) itu mengungkapkan faktor terkendalanya fase awal ini.

"Pembangunan gedung pendidikan terkendala tata guna lahan, sehingga belum bisa dilelang. Kita belum menerima persetujuan salinan peralihan RTRW dari Kemendagri. Karena saat ini lahan tersebut berstatus sebagai RTH (Ruang Terbuka Hijau, red) sehingga kita belum berani melangkah," katanya.

Persoalan yang sama juga menimpa finishing GMSC yang harusnya memasuki tahap ketiga atau terakhir. "Untuk yang GMSC lelangnya agak terlambat karena faktor pergeseran anggaran. Semula kita mencanangkan pengadaan genset, padahal harusnya rumah gensetnya dulu. Masak ada gensetnya gak ada rumahnya dan akhirnya dirubah ke rumah genset," urainya.

Dalam APBD 2018 ini finishing gedung yang terletak di Jalan Gajahmada ini telah mendapatkan plotting anggaran Rp 7, 7 miliar. Dana tersebut untuk pengadaan lift, eskalator, rumah genset, dan pengadaan jaringan kabel pelanggan.

"Pak Walikota mengharapkan gedung di-launching tahun ini, dan kita berusaha untuk merealisasikannya, " tandasnya.

Kendala juga dialami untuk pembangunan kantor Kecamatan Kranggan Rp 7 miliar. Hanya saja Agoes tak merinci kendala yang dimaksud. Meski demikian ia berharap semua berjalan sesuai harapan. Namun ia mengaku tidak bisa menjaminnya. " Kalau tidak bisa ya molor sampai tahun depan. Karena terkendala proses. Kalau perencanaanya sudah tuntas tahun kemarin," keluhnya.(yep/rd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO