Kreatif, Warga Kanigoro Blitar Ubah Sandal Jepit Biasa Jadi Trendi

Kreatif, Warga Kanigoro Blitar Ubah Sandal Jepit Biasa Jadi Trendi Salah satu contoh hasil karya seni ukirnya di sandal jepit.

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Sandal jepit sudah menjadi item wajib untuk dimiliki setiap orang. Namun model sandal jepit yang polos justru sering menimbulkan kesan membosankan. Ditangan Herlis Nurdianto, Warga Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro sandal jepit diubah menjadi sandal gaya. Berbeda dengan sandal jepit pada umumnya Herlis menambahkan lukisan dengan mengukir diatas sandal jepit.

Disela-sela kesibukannya sebagai karyawan toko bangunan, dia menyempatkan melukis diatas sandal jepit, hal itu dilakukan karena permintaan melukis sandal, tergolong ramai. 

“Sambil bekerja biasa ya sehari bisa melukis hingga dua pasang sandal jepit," ungkap Herlis Nurdianto, Minggu (18/2).

Dia menjelaskan, awal mula menekuni melukis sandal jepit hanya karena iseng. Karena sandal jepit miliknya sering hilang. Sehingga muncul ide untuk memberi tanda sandal jepit yang digunakannya sehari-hari. "Awalnya saya beri tanda lukisan lambang grup band Slank di sandal jepit yang biasa saya gunakan sehari-hari," tuturnya.

Karena dinilai unik, kemudian banyak temannya yang memesan sandal yang sudah dilukis kepadanya. Saat ini dirinya rata-rata menerima pesanan lukisan hingga 20 pasang sandal setiap minggunya. Tak hanya lukisan bergambar lambang grup band Slank namun juga motif lainnya. disangka semakin hari semakin banyak pesanan. 

Konsumennya juga bukan hanya warga lokal Raya, tapi juga ada yang dari luar daerah, seperti Surabaya, Probolinggo dan lainnya. “Sekarang banyak yang pesan dengan berbagai motif lukisan. Ada yang lukisan tokoh kartun dan tulisan nama pemilik. Dalam seminggu bisa sekitar 20 pasang yang laku terjual," imbuhnya.

Dalam melukis Herlis menggunakan alat seadanya. Pria 26 tahun yang belajar melukis secara ototidak ini awalnya menggambar sketsa diatas sandal menggunakan pensil. Kemudian dilanjutkan mengukir sandal berbahan dasar karet itu dengan kikir berukuran kecil. 

"Prosesnya mudah hanya tinggal diberi sketsa lalu diukir tanpa harus diberi tambahan apa-apa. Bahan bakunya hanya sandal jepit karet," jelasnya.

Hasil karyanya dihargai Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per pasang sandal, menyesuaikan kerumitan lukisan. Dari harga itu, dirinya mampu meraup keuntungan hingga lebih dari satu juta rupiah, setiap bulannya saat pesanan sedang ramai. "Jika sedang ramai ya lumayan bisa buat tambahan penghasilan," pungkas Herlis. (ina/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Komunitas Disabilitas Kota Pasuruan Raup Cuan dari Lampu Hias':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO