Kesadaran Rendah, Masih Banyak Pelajar di Blitar Terjaring Operasi Lalu Lintas

Kesadaran Rendah, Masih Banyak Pelajar di Blitar Terjaring Operasi Lalu Lintas Operasi Lalu Lintas yang digelar Polres Blitar untuk menertibkan pelajar. foto: AKINA/ BANGSAONLINE

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Hingga tiga kali digelar, jumlah pelajar yang terjaring operasi lalu lintas oleh Satlantas Polres Blitar belum menunjukkan penurunan signifikan. Jumlahnya masih di angka ratusan. Seperti yang dilaksanakan Satlantas Polres Blitar di wilayah Wlingi, Selasa (30/1) pagi.

Kapolres Blitar AKBP Slamet Waloya mengatakan sebenarnya tiga kali gelaran operasi lalu lintas dengan sasaran pelajar ini belum cukup untuk dijadikan acuan. Apakah tingkat kesadaran orang tua agar tidak mengizinkan anaknya yang belum cukup umur berkendara ke sekolah naik atau turun. Sebab, tiga kali operasi itu dilakukan di tempat yang berbeda-beda.

"Sebenarnya belum cukup untuk dijadikan acuan, namun seharusnya orang tua memiliki kesadaran sejak awal agar tidak mengizinkan anaknya yang belum cukup umur berkendara ke sekolah apalagi jika tidak memiliki kelengkapan berkendara," tegas AKBP Slamet Waloya, Selasa (30/1).

AKBP Slamet Waloya menambahkan, selain melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mencari solusi agar para pelajar tidak mengendarai motor ke sekolah, Polres Blitar juga meminta kepada orang tua pelajar yang sudah ditilang sebelumnya untuk menandatangani surat pernyataan, sebagai beban moral mereka untuk ikut peduli keselamatan anak-anaknya.

"Nanti yang mengambil motor yang kena tilang adalah orang tua para pelajar, di mana nantinya mereka harus menandatangani surat pernyataan agar ikut peduli dengan keselamatan anak-anaknya jika mengendarai motor ke sekolah," tegasnya.

Sementara beberapa pelajar yang terjaring mengatakan memang disuruh orang tuanya untuk mengendarai sepeda motor sendiri ke sekolah. Alasannya, orang tua mereka sibuk bekerja sehingga tak ada waktu untuk antar jemput. "Orang tua kerja, jadi saya disuruh naik motor sendiri ke sekolah agar tidak merepotkan," ungkap Juan pelajar kelas XII SMA asal Kecamatan Selopuro.

Yanto, salah satu orang tua siswa yang datang untuk menjemput anaknya juga mengakui hal yang sama. Ia memperbolehkan anaknya berangkat sekolah menggunakan sepeda motor karena kesibukannya bekerja.

"Ya saya tahu salah, tapi memang gak ada pilihan lain karena saya harus kerja, gak bisa mengantar ke sekolah," ungkap Yanto. (blt1/tri/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO