​Langkah Trump Kemunduran Penyelesaian Konflik, Muslimat NU: Cabut Keputusan Soal Yerusalem

​Langkah Trump Kemunduran Penyelesaian Konflik, Muslimat NU: Cabut Keputusan Soal Yerusalem Khofifah Indar Parawansa. foto: istimewa

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menetapkan Yerussalem sebagai Ibu Kota mendapat reaksi keras dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa. Khofifah yang juga Menteri Sosial RI itu mendesak Presiden AS Donald Trump mencabut keputusan atas pengakuan terhadap Jerusalem sebagai ibu kota .

Dalam keterangan tertulisnya yang diterima bangsaonline.com (Sabtu, 9/12/2017), ia menjelaskan bahwa langkah Trump hanya akan semakin memperburuk kondisi di tepi barat dan merusak upaya perdamaian -. Bukan tidak mungkin, kata Khofifah, konflik - akan semakin membesar dan berlarut yang berdampak luas terhadap ekonomi, politik dan upaya membangun perdamaian global.

Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump akhirnya resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota , di Gedung Putih, Washington, Rabu (6/12) waktu setempat. Melalui pernyataan tersebut, Trump juga mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Pengakuan Amerika terhadap posisi Yerusalem sebagai ibu kota , akan memperkuat posisi dan melegitimasi permukiman di kawasan timur kota itu sebagai komunitas yang sah.

"Ini adalah kemunduran dari seluruh proses perdamaian terkait konflik dan Yahudi yang tengah diupayakan negara-negara di dunia," ungkap Khofifah di Jakarta, Sabtu (9/12).

Khofifah mengatakan, Muslimat NU secara tegas dan konsisten mendukung kemerdekaan bangsa dan tetap bersama menentang segala kekejian yang dilakukan . Menurut Khofifah, apa yang terjadi di adalah krisis kemanusiaan yang mendalam dan berlarut-larut berkepanjangan.

"Saya berharap Trump mencabut keputusan ini segera. Saya khawatir keputusan tersebut diambil semata untuk memuaskan massa pendukungnya (Trump-red) saat kampanye Presiden lalu," imbuhnya.

Khofifah menambahkan, Muslimat NU sebagai bagian dari Organisasi perempuan terbesar dan badan otonomi Pengurus Besar NU mendukung sikap Pemerintah Indonesia yang mendorong negara-negara OKI mengadakan sidang khusus tentang masalah pengakuan sepihak ini dan meminta PBB untuk segera bersidang menyikapi pengakuan sepihak AS. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO