Tafsir Al-Nahl 90: Jangan Membantu Syetan dengan Mengabadikan Salat Buruk

Tafsir Al-Nahl 90: Jangan Membantu Syetan dengan Mengabadikan Salat Buruk ilustrasi

Untuk itu keheranan penulis tidak habis setelah mengetahui pelaku shalat cepat membela diri dengan pendapat fiqih yang kualitasnya rendahan dan tidak unggul. Sehingga seolah membenarkan dan sengaja melestarikan tanpa usaha memperbaiki, apalagi meningkatkan.

Ya, ternyata benar, orang yang berfikih murni tanpa tasawwuf itu berpotensi menjadi fasiq, buruk amal dan tidak suka ibadah. Karena tafsir ini membawa misi beragama berkualitas, maka arah pesannya juga diusahalan sekualitas mungkin. Sarannya seperti ini :

Pertama, pakailah Nash sharih, Hadis Shahih yang sudah final, karena itu lebih kuat ketimbang pendapat siapapun. Janganlah memakai pendapat minimalis yang tidak berkualitas. Jika anda menjumpai dua pendapat, yang satu bagus dan yang satu buruk, maka buanglah yang buruk dan pakailah yang baik. Toh anda bisa.

Kedua, jangan membantu Syetan dengan membela-bela, mencari-cari qaul murahan demi membenarkan ibadah buruk, membenar-benarkan shalat super cepat. Syetan pasti senang dengan pendapat anda. Makin buruk ibadah seseorang, syetan makin ngakak-ngakak. Makin ada orang pinter yang membela shalat buruk, syetan makin berpesta.

Ketiga, jangan memberi contoh masyarakat dengan ibadah yang buruk. Jangan menyesatkan umat dengan menjadi imam tarawih yang buruk. Peragaan kiai di hadapan publik dan terbuka adalah panutan. Apa jadinya jika tarawih model itu menjadi trend dan menjalar ke umat islam.

Keempat, mengehentikan tarawih buruk adalah bagian dari agama. Karena jika dibiarkan maka akan lebih banyak lagi yang ketularan ibadah buruk dan itu bencana besar. Hentikan ibadah buruk dan jangan menjadi kaki-tangan Syetan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO