Nazaruddin Siap Bantu KPK Bongkar Keterlibatan Cak Imin, Marwan dan Gubernur Riau

Nazaruddin Siap Bantu KPK Bongkar Keterlibatan Cak Imin, Marwan dan Gubernur Riau A Muhaimin Iskandar. foto: kompas.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, mengaku ikhlas menerima tuntutan 7 tahun penjara Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bahkan Nazaruddin mengaku siap membantu KPK untuk membongkar kasus dugaan korupsi lainnya.

Nazaruddin mengaku mengetahui sejumlah dana yang diduga terkait korupsi, mengalir ke sejumlah pihak.

Nazaruddin lantas menyebut sejumlah nama yang disebutnya turut menerima seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar hingga Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rahman.

"Semua sudah disampaikan di persidangan, seperti Muhaimin, Marwan, terus Andi yang sekarang Gubernur Riau itu juga terima," kata Nazaruddin usai menjalani persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu, 11 Mei 2016.

Nazar siap membantu KPK dalam bongkar aliran dana tersebut. Menurut Nazar, aliran dana tersebut tercatat dalam catatan Permai Group. "Ada semua catatannya semua di Permai, nanti saya akan bantu KPK ungkap ini semua," kata Nazar.

Sebelumnya, Nazaruddin memang telah menyebut adanya aliran uang yang diterima Muhaimin lskandar. Uang tersebut diduga berasal dari Permai Group terkait proyek yang digarap oleh PT Duta Graha lndah. Menurut Nazar, uang diserahkan ke Muhaimin di rumah dinasnya.

Nama Cak Imin memang disebut dalam beberapa kasus dugaan korupsi. Tapi KPK masih belum menyentuh lagi anggota DPR RI dari FKB tersebut. Sebelumnya, Cak Imin disebut pernah menerima uang Rp 400 juta dari mantan anak buahnya yakni Jamaluddien Malik. Hal tersebut tertuang dalam tuntutan jaksa di perkara dugaan pemerasan yang dilakukan oleh Jamaluddien.

"Nanti kita menunggu vonis Majelis Hakim. Kita akan lihat apakah pertimbangan jaksa itu jadi pertimbangan putusan," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha di kantornya, Selasa 22 Maret 2016 lalu.

Priharsa mengatakan putusan hakim dapat menjadi pintu masuk dalam mengusut aliran uang kepada Muhaimin itu.

"Kalau itu masuk pertimbangan, bisa jadi pintu masuk. Bentuknya bisa jadi pendalaman lagi untuk fakta-fakta baru," kata Priharsa. Namun hingga kini KPK belum memanggil Cak Imin kembali. 

Sumber: vivanews.co.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sejumlah Pemuda di Pasuruan Dukung Muhaimin Maju Calon Presiden 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO