​Ada Sayatan di Leher, Kematian Bule Mantan Pegulat Tukang Onar di Bali Jadi Gunjingan

​Ada Sayatan di Leher, Kematian Bule Mantan Pegulat Tukang Onar di Bali Jadi Gunjingan Amokrane Sabet. ©2016 merdeka.com/gede nadi jaya

DENPASAR, BANGSAONLINE.com – Kematian mantan pegulat mixed martial arts (MMA) Amokrane Sabet terus jadi perbincangan publik di Bali. Pegulat berusia 49 tahun yang dikenal tukang onar di Bali itu tewas saat akan ditangkap sejumlah polisi dan petugas Imigrasi, di Jalan Pantai Berawa, Banjar Tegal Gundul, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Senin (2/5) lalu.

Ternyata kematian warga negara asing berpaspor Prancis yang sudah dua tahun tinggal di Bali itu meninggalkan sebuah misteri.

Bule asal Perancis ini tewas setelah dikepung polisi. Setelah terjadi adegan baku kejar, Amokrane yang sempat membawa belati, akhirnya tumbang usai diberondong 24 kali tembakan oleh polisi. Namun ternyata, hasil autopsi polisi menyebut kematiannya justru akibat luka sayatan di leher.

Kapolda Bali Irjen Pol Sugeng Priyanto mengatakan, hasil tersebut diketahui setelah tim Instalasi Forensik RSUP Sanglah, dr. Dudut Rustyadi dan dr. IB Alit bersama Polda Bali, melakukan autopsi. Autopsi dilakukan pada Selasa (3/5) malam, sekira pukul 20.30 WITA hingga pukul 23.30 WITA. Hasilnya terungkap pada tubuh Amokrane ditemukan luka tembakan peluru karet dan timah panas.

"Dari hasil autopsi yang dilakukan tim dokter, dipastikan bahwa Amok meninggal bukan karena timah panas. Luka sabetan benda tajam di lehernya yang menyebabkan putusnya pipa udara dan darah masuk ke paru-paru. Selain ditemukan beberapa luka sabetan benda tajam, pada tubuh jenazah juga ditemukan luka tembakan baik dari peluru karet maupun peluru tajam. Meski demikian, tim kedokteran tetap berkesimpulan bahwa kematian Amok lebih disebabkan oleh luka sabetan benda tajam pada bagian leher," kata Sugeng, di Mapolda Bali, Rabu (4/5).

Dia menduga, luka sayatan tersebut terjadi saat Amokrane terlibat pertarungan dengan salah satu anggota polisi dalam upaya penangkapan buat tujuan deportasi. Pihak kepolisian akhirnya berhasil merebut pisau tersebut dan mengakibatkan lehernya tersayat.

"Analisa saya ada perlawanan dari anggota kami dan mengambil pisau yang dipegang Amukrane, karena waktu itu hanya dia yang membawa pisau," jelasnya. Meski begitu, Sugeng juga belum bisa memastikan analisanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepolisian mengerahkan 25 anggotanya untuk menangkap Amukrane. Adanya tembakan saat operasi tersebut, Sugeng menjelaskan, polisi telah melakukan tindakan sesuai prosedur. Mulai dari peringatan paling lunak sampai menggunakan senjata api.

Secara terpisah, Kepala Bagian Instalasi Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, juga membenarkan bahwa penyebab kematian bekas atlet MMA itu lebih disebabkan luka sabetan benda tajam di bagian leher.

Sumber: merdeka.com

Lihat juga video 'Orang Tua Bripda Randy Bagus Minta Maaf, Penyebab Mahasiswi di Mojokerto Bunuh Diri Terungkap':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO