​Kemenaker Bantah PHK Massal, KSPI Minta Pemerintah Jangan Menyangkal

​Kemenaker Bantah PHK Massal, KSPI Minta Pemerintah Jangan Menyangkal Demo buruh menolak PHK. Foto: indonesianreview.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Direktur Pencegahan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Ke Sahat Sinurat memastikan bahwa belum terjadi pemutusan hubungan kerja () besar-besaran. Menyusul rencana hengkangnya beberapa perusahaan asing dari Indonesia.

Ia menerangkan, pihaknya telah melakukan pengecekan ke beberapa perusahaan seperti ke pabrik Panasonic Gobel Group. Menurut dia, sampai sekarang perusahaan alat elektronik itu masih membayar gaji para karyawannya seperti biasa.

"Belum ada , Panasonic sampai sekarang masih bayar upah, mereka masih berunding penyelesaiannya bagaimana," kata Sahat Sinurat, seperti dikutip Rmol, Minggu (7/2).

Terkait perusahaan otomotif Ford yang akan angkat kaki dari Indonesia, Ke meminta perusahaan asal Amerika Serikat itu memenuhi semua hak pekerjanya bila melakukan . "Kita melakukan koordinasi dengan Ford sendiri, mendatangi Ford, mengklarifikasi apa masalahnya. Kalau memang terjadi maka kita minta Ford menjamin hak-hak pekerja," beber Sahat.

Amerika lainnya, Chevron yang dikabarkan memangkas 1.200 pekerja juga telah disambangi Ke. Seperti halnya Ford, juga belum terjadi di perusahaan yang bergerak di sektor migas itu. "Saya dengar belum. Seperti Chevron belum ada melakukan , hanya mengarah ke sana. Mereka mau melakukan efisiensi," kata Sahat.

Sementara Ketua Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, sikap pemerintah saat ini seakan menyangkal terkait adanya massal. Selaku pihak buruh, dia menegaskan bahwa massal saat ini benar terjadi

"Aksi ini agar pemerintah jangan hanya sibuk menyangkal restrukturisasi dan rasionalisasi. Mereka tidak fokus bahwa ini benar terjadi," katanya dilansir Okezone.

Iqbal juga menegaskan, istilah yang dipakai Panasonic, Toshiba dan pemerintah yang menyebut tidak ada penutupan pabrik karena ada restrukturisasi dan rasionalisasi tidak tepat. Pasalnya dirinya yakin bahwa tutupnya pabrik tersebut benar adanya.

"Itu istilahnya yang tidak tepat. Yang benar perusahaan Panasonic di Pasuruan dan di Cikarang dan juga Toshiba mereka benar menutup pabriknya. Yang dikabarkan mau di ajak untuk pindah juga tidak benar," pungkasnya. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO