​Belasan Truk Penambang Pasir di Blitar Hanyut Diterjang Aliran Sungai Lahar

​Belasan Truk Penambang Pasir di Blitar Hanyut Diterjang Aliran Sungai Lahar Salah satu truk yang tertimbun lumpur akibat diterjang derasnya aliran sungai. foto: tri susanto/ BANGSAONLINE

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Blitar mengakibatkan aliran sepanjang sungai lahar arusnya deras mendadak, Sabtu (9/1). Akibatnya belasan truk milik penambang pasir yang melakukan aktivitas di Kaliputih, Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari hanyut dibawa air bercampur lumpur. Para penambang pasir tidak sempat menyelamatkan diri karena mereka berlarian menyelamatkan diri.

Saat itu ketinggian air bercampur lumpur sekitar 3 meter. "Lumpur dan air begitu deras sehingga penambang pasir terkejut. Mereka tidak sempat menyelamatkan truk yang akan mengangkut pasir,” tutur Suprianto (32), salah satu sopir truk kepada sejumlah wartawan.

Kini pihak kepolisian Resort Polres Blitar melarang masyarakat melakukan aktivitas mengeruk pasir. Selain itu wilayah sepanjang ratusan meter aliran sungai Kali Putih dipasang Police Line.

"Semua warga dilarang keras melakukan pengerukan pasir. Selain melanggar undang-undang, juga berbahaya bagi warga,” tegas Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Lahuri SH.

Hingga Minggu sore, evakuasi truk yang diterjang banjir masih belum tuntas. Hal ini karena truk tersebut tertimbun lumpur dan kondisi hujan yang sesekali masih mengguyur.

Truk-truk yang masih terendam masing-masing bernopol AG 8413 UH, AG 8518 US, N 9170 UJ, D 8910 F, dan AG 8591 UL. “Sementara korban tidak ada. Ini peringatan bagi kita semua agar tidak melakukan pengerukan pasir di wilayah ini, sangat berbahaya,” tambah mantan Kasat Reskrim Polres Tulungagung ini.

Menurut Sayed (40), salah satu penambang pasir, saat itu dirinya dengan beberapa temanya menaikan pasir ke truk dan terdengar teriakan temanya yang berada di atas (hulu) sungai.

“Hanya sekitar 15 menitan, setelah mendengar teriakan dari atas, lumpur sudah di belakang saya, kita menyelamatkan diri, tidak sempat membawa truk," ungkap Sayed.

Sedang para pengemudi truk saat kejadian hanya terdiam. "Mulai kemarin mereka harus menunggui truknya. Baru pagi tadi, mereka baru pulang melaporkan ke pemilik truk," ujar Suprianto, salah satu sopir truk.

Menanggapi larangan menambang pasir, para penambang tradisional bisa menerima. Mulai Minggu (10/1) siang, mereka tak beraktivitas. "Ya nggak apa-apa kalau hanya sementara saja, demi keselamatan,” ungkap Yudis salah satu penambang pasir. (tri/rev) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO