Pemprov Jatim Perkuat Posyandu, Stunting Kota Pasuruan Ditargetkan Turun di Bawah 5 Persen

Pemprov Jatim Perkuat Posyandu, Stunting Kota Pasuruan Ditargetkan Turun di Bawah 5 Persen Wali Kota Pasuruan saat memberi sambutan.

KOTA PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Pemprov Jatim melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) menggelar Penguatan Kelembagaan Posyandu melalui Pemberdayaan Kader dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita dalam rangka percepatan penurunan stunting tahun 2025. Acara berlangsung di Gedung Gradhika, Kota Pasuruan, Senin (8/12/2025).

Perwakilan DPMD Jatim, Feri Nur Hayati, menekankan pentingnya memperkuat kelembagaan posyandu agar dapat menjalankan fungsi secara optimal.

“Upaya penguatan kelembagaan posyandu sangat penting agar posyandu mampu menjalankan perannya dalam enam bidang layanan,” ujarnya.

Ia menambahkan, posyandu merupakan ujung tombak layanan dasar sekaligus penggerak sosial di masyarakat.

“Posyandu bukan hanya tempat pelayanan kesehatan balita, tetapi juga penggerak sosial dalam edukasi keluarga serta pendamping bagi orang tua dalam memonitor tumbuh kembang anak,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo, menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting membutuhkan kerja bersama antara pemerintah, posyandu, dan keluarga. 

Ia menjelaskan, Kota Pasuruan telah menjalankan berbagai intervensi spesifik, termasuk penguatan gizi balita melalui program makanan tambahan.

“Pemberian makanan tambahan hari ini menjadi bagian dari upaya intervensi spesifik. Tetapi yang paling penting adalah perhatian orang tua terhadap tumbuh kembang anak. Jika ada indikasi perkembangan anak tidak sesuai usia, jangan malu untuk berkonsultasi. Jika dibiarkan, anak bisa terus mengalami stunting,” paparnya.

Ditekankan pula pentingnya intervensi sensitif terkait lingkungan, akses air bersih, dan sanitasi.

“Kondisi air minum dan sanitasi yang buruk dapat memengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang balita. Lingkungan yang sehat adalah fondasi,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, Kota Pasuruan saat ini berada di peringkat 28 nasional dalam percepatan penurunan stunting, dengan target menurunkan angka stunting di bawah 5 persen.

“Tidak cukup hanya mengandalkan stimulus makanan tambahan. Pola makan sehari-hari, pembatasan jajan, dan pemantauan tumbuh kembang di rumah sangat menentukan. Tumbuh kembang anak juga dimulai dari masa perencanaan kehamilan. Gizi ibu adalah kunci,” tuturnya.

Dalam kegiatan tersebut, Pemprov Jatim melalui DPMD menyalurkan makanan tambahan untuk 250 balita dari empat kecamatan di Kota Pasuruan. Program ini diharapkan memperkuat kapasitas kader, mengaktifkan posyandu, dan mempercepat penurunan stunting di Kota Pasuruan secara lebih efektif. (par/mar)