Gubernur Khofifah saat bertemu para pelajar yang mengikuti TKA atau tes kompetensi akademik.
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pelaksanaan TKA atau Tes Kompetensi Akademik bagi siswa SMA, SMK, MA, dan SLB di Jawa Timur tahun ini berjalan lancar, meskipun sempat terkendala insiden listrik padam di SMAN 6 Malang.
Gubernur Khofifah memastikan bahwa peserta yang terdampak akan difasilitasi untuk mengikuti ujian susulan. Ia menjelaskan, pemadaman listrik disebabkan oleh kabel yang terganggu akibat pohon tumbang.
“PLN Jawa Timur sudah melakukan pendampingan, tapi kalau terkena angin dan pohon menimpa kabel, itu di luar prediksi,” ujarnya saat meninjau pelaksanaan TKA di SMAN 5 Surabaya, Rabu (5/11/2025).
Ia menambahkan, aliran listrik telah kembali normal, namun siswa tetap membutuhkan waktu yang lebih terukur untuk mengerjakan soal.
Tahun ini, jumlah peserta TKA di Jawa Timur mencapai lebih dari 390 ribu siswa dari jenjang SMA, SMK, MA, dan SLB. Ujian dilaksanakan dalam beberapa gelombang, termasuk bagi peserta kejar paket C dan penerima Kartu Beasiswa Siswa (KBS).
Khofifah menegaskan bahwa hasil TKA tidak memengaruhi kelulusan, namun menjadi bagian penting dalam seleksi masuk perguruan tinggi jalur tanpa tes (SNBP).
“Tidak ada istilah ‘es lilin’ di Jawa Timur. Sejak tahun 2021 sampai 2025, enam tahun berturut-turut, Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah siswa terbanyak yang diterima di perguruan tinggi negeri, baik jalur reguler maupun KIP Perguruan Tinggi,” paparnya.
Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Regulasi dan Hubungan Antar-Lembaga, Biyanto, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengevaluasi sejumlah kendala pada pelaksanaan TKA tahap pertama. Ia memastikan perbaikan akan dilakukan pada gelombang berikutnya dan tahun mendatang.
“Kami berkomitmen untuk memperbaiki kalau nanti ada gelombang kedua, termasuk ujian susulan. Tahun depan juga akan kami sempurnakan berdasarkan hasil evaluasi,” ucapnya.
Terkait isu kebocoran soal yang beredar di media sosial, Biyanto menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.
“Kalau dulu ada pengawasan super ketat sampai muncul celah kebocoran, tahun ini sistemnya jauh lebih baik. Rasanya kebocoran nyaris tidak ada. Kalau pun ada laporan, tentu akan kami validasi dan tindak lanjuti,” katanya.
Ia juga menjelaskan, TKA dilaksanakan dalam dua sesi setiap hari, yakni pukul 07.30 dan 10.00, dan akan berlanjut ke gelombang berikutnya bagi peserta yang belum sempat mengikuti ujian.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menyebut kendala listrik dan jaringan memang terjadi di beberapa titik, namun dapat diantisipasi dengan berbagai alternatif.
Ia mencontohkan insiden di SMAN 6 Malang yang langsung dijadwalkan ulang pada gelombang berikutnya, serta kejadian serupa di salah satu SMA di Madura yang hanya berlangsung singkat dan ujian tetap berjalan lancar.
“Rata-rata di Malang Raya karena hujan sangat deras sehingga mempengaruhi listrik maupun jaringan,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan pelaksanaan TKA tahun ini menggunakan 2 sistem akses jaringan, yaitu online penuh (langsung) dan online yang diunduh terlebih dahulu untuk dikerjakan secara offline.
Dengan berbagai upaya antisipatif tersebut, pelaksanaan TKA 2025 di Jawa Timur dinilai berjalan tertib, transparan, dan adaptif terhadap tantangan teknis di lapangan. (dev/mar)







