Serahkan Bantuan untuk Korban Gempa Situbondo, Khofifah Tekankan Pentingnya Desa Tangguh Bencana

Serahkan Bantuan untuk Korban Gempa Situbondo, Khofifah Tekankan Pentingnya Desa Tangguh Bencana Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat menyerahkan bantuan kepada warga terdampak bencana gempa di Situbondo.

SITUBONDO, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah Indar Parawansa meninjau daerah terdampak gempa dan menyerahkan bantuan bagi korban gempa bumi di Desa Sumberwaru, Dusun Sidomulyo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Sabtu (27/9/2025).

Bantuan diserahkan pada warga terdampak di empat desa Kecamatan Banyuputih, yakni Desa Sumberwaru, Desa Sumberanyar, Desa Sumberejo, dan Desa Wonorejo. Sebelumnya, empat desa itu diguncang bencana gempa bermagnitudo 5,7 yang berpusat 18 kilometer tenggara laut kedalaman 12 kilometer, pada Kamis (25/9/2025).

Setibanya di lokasi, Khofifah langsung menyerahkan bantuan kepada 8 warga Desa Sumberwaru berupa sandang pria sebanyak 100 paket, sandang wanita 100 paket, paket lansia 100 paket, terpal 200 buah, siap saji 20 dus, lauk pauk 20 dus, tambahan gizi 10 dus, famili kids 100 paket, paket kebersihan 75 paket, selimut 120 buah, kids ware 100 paket, sembako 100 paket, semen 500 sak, bata merah 10.000 buah, galvalum 300 batang, dan genteng 10.000 buah.

"Bantuan yang diberikan adalah wujud kepedulian dan kehadiran pemerintah untuk mencukupi kebutuhan primer, mencakup sandang, pangan, dan papan pasca kejadian gempa bumi serta beberapa material seperti semen, batu bata, serta galvalum," ungkap Khofifah.

Berdasarkan data BPBD Provinsi Jatim, Sabtu (27/9/2025) pagi, dampak gempa merusak beberapa rumah, fasilitas umum, dan tempat usaha di empat dusun Kecamatan Banyuputih.

Dusun Sumberwaru sebanyak 22 rumah rusak ringan, 7 rumah rusak sedang, 30 rumah rusak berat, 1 sekolah dan 4 tempat usaha berupa tambak dan resort.

Kemudian Dusun Sumberanyar, sebanyak 7 rumah rusak ringan, 8 rumah rusak berat, dan tempat ibadah, masing-masing Musala Baitul Masaqin & Mushollah Al Firdaus mengalami kerusakan.

Lalu di Desa Sumberejo, 2 rumah rusak ringan, 2 rumah rusak berat, serta Desa Wonorejo 14 rumah rusak ringan, 13 rumah rusak sedang, 5 rumah rusak berat, serta 1 tempat ibadah Masjid Al Muttaqin mengalami kerusakan.

"Total empat desa yang mengalami kerusakan, rumah rusak ringan 45 unit, rumah rusak sedang 20 unit, rumah rusak berat 45 unit, sekolah 1 unit, tempat usaha 4 unit dan 3 tempat ibadah," jelas Khofifah.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah meninjau rumah beberapa warga Desa Sumberwaru yang mengalami kerusakan, yakni Sunarso, Misnari, dan Yanto. Ketiga rumah tersebut mengalami kerusakan cukup parah.

Menurut Khofifah, sebagian rumah warga yang mengalami kerusakan berat terjadi pada bagian atap. Beberapa tembok juga mengalami keretakan.

"Tahap awal pemerintah masih melakukan sosial recovery karena ketika saya tanya mereka semua sehat tapi masih trauma. Jadi tim trauma healing dan konseling harus diturunkan untuk anak-anak dewasa maupun lansia," ungkapnya.

"Tahap selanjutnya, rekonstruksi untuk melihat kondisi bangunan yang rusak seperti rumah, tempat ibadah, sekolah dengan memberikan bantuan seperti semen, galvalum, genteng," imbuhnya.

Setelah bencana yang terjadi di Sumberwaru dan daerah lainnya, ditambah letak geografis Provinsi Jawa Timur masuk ring of fire, Khofifah mengatakan pentingnya meningkatkan kewaspadaan mitigasi bencana.

Caranya, menyiapkan desa tangguh bencana untuk melakukan mitigasi, serta mencari solusi bersama. Desa tangguh bencana bisa disiapkan karena dasarnya sesuai dengan daerah-daerah yang terkonfirmasi memiliki risiko bencana.

"Ada kader desa yang dilatih untuk disiapkan desa tangguh bencana dan jika disiapkan desa tangguh, Pemprov Jatim siap melakukan pelatihan termasuk menyiapkan peralatan di masing-masing desa tangguh," tuturnya.

Khofifah berharap warga terdampak sabar, kuat, dan tabah. Sebab, pemerintah akan bergerak cepat melakukan tahapan demi tahapan sekaligus memperbaiki kerusakan agar aktivitas warga tidak terganggu dan segera ditindaklanjuti agar warga bisa kembali beraktivitas dengan tenang.

"Saya menyampaikan mereka tidak sendiri, karena kami semua hadir menjadi bagian solusi saat tanggap darurat," pungkasnya.

Sementara Sunarso (55), salah satu warga terdampak, mengungkapkan terima kasih serta meminta segera ada bantuan perbaikan, mengingat bagian depan rumahnya rusak berat. Termasuk ruang tamu dan kamar depan tembok mengalami retak-retak.

"Berharap setelah ditinjau, segera dilakukan perbaikan," ungkap Sunarso.

Hal senada disampaikan Yanto (53), yang mengatakan saat kejadian gempa bumi ia tidak berada di rumah. Mendengar kabar terjadi gempa, ia bergegas menuju rumah. Setibanya di rumah, beberapa bagian dalam rumah mengalami kerusakan berat.

"Guncangannya kencang sekali kurang lebih 5 menit. Beberapa bagian dinding retak, termasuk bagian atap yang sebagai penopang rumah (kuda-kuda) juga rusak," ungkap Yanto.

Sementara itu, Bupati Situbondo menambahkan, langkah pertama yang dilakukan pihaknya adalah menerbitkan SK kedaruratan dan memerintahkan BPBD Situbondo melakukan recovery, kemudian membangun rumah warga terdampak.

"Kita harus saling tolong menolong dan gotong royong," ungkapnya.

Setelah menyerahkan bantuan dan meninjau rumah warga, Khofifah bersama Bupati dan Wakil Bupati Situbondo menuju kantor kecamatan banyu putih untuk melaksanakan peninjauan dapur umum.

"Untuk Dapur Umum (DU) Tagana Kabupaten Situbondo 30 orang dengan sekali masak 300 porsi pagi, siang, malam," tuturnya.

Adapun selain Kabupaten Situbondo, tiga kecamatan lain juga mengalami dampak akibat gempa bumi, yakni Kabupaten Banyuwangi (Kecamatan Wongsorejo), Kabupaten Bondowoso (Kecamatan Klabang, dan Kecamatan Ijen) serta Kabupaten Jember (Kecamatan Mayang). (dev/rev)