Pelaku Penganiayaan Dokter RSUD BDH Surabaya Minta Maaf

Pelaku Penganiayaan Dokter RSUD BDH Surabaya Minta Maaf Kasus penganiayaan seorang dokter di RSUD BDH Surabaya yang dilakukan oleh pasiennya.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pengacara pelaku penganiayaan seorang dokter konsultan bedah umum di RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya, Taufan menyebutkan, bahwa kliennya mengaku salah dan khilaf, atas insiden itu.

Diketahui sebelumnya, seorang dokter di RSUD BDH menjadi korban penganiayaan setelah melakukan operasi terhadap pasiennya, pada Jumat (25/4/2025). Pasien tersebut diketahui berinisial N (48) warga Babat Jerawat.

"Memang benar sesuai fakta persidangan. Klien kami mengaku salah khilaf, depresi pasca operasi bisul di punggung," kata Taufan selaku pengacara Norliyanti saat dihubungi wartawan, Rabu (27/8/2025).

Menurutnya, kliennya sudah meminta ampunan kepada dr. Faradina, selaku korban penganiayaan yang menghajar dan membuat luka berat pada bagian kepala dan punggung korban.

"Klien kami memohon maaf dan ampunan baik kepada korban maupun yang mulia majelis hakim," ujarnya.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, ketika mengetahui ada sektor di RS pemerintah mendapat kekerasan langsung meminta maaf untuk menempuh jalur hukum. Bahkan, ia menekankan, tidak ada perdamaian atas peristiwa tersebut.

"Pada waktu itu saya juga tidak ingin kasus ini berhenti. Maka saya minta untuk dilaporkan dan tidak ada perdamaian. Karena saya harus betul-betul menjaga dan melindungi dokter. Karena para dokter ini menjalankan tugasnya, menjaga Kota Surabaya dan memberikan pelayanan kesehatan," kata Eri.

Setelah melaporkan kasus tersebut, ke pihak kepolisian, Eri meminta agar kasus ini tidak boleh berhenti. Ia ingin memastikan dokter terlindungi, oleh sebab itu, pemkot memberikan pendampingan hingga persidangan.

"Jadi kami tidak ingin para dokter merasa tidak nyaman, padahal beliau para dokter ini sudah memberikan menjalankan tugasnya untuk memberikan kesehatan, menyelamatkan nyawa orang di Kota Surabaya," tegasnya.

Sementara itu, Plt Direktur RSUD BDH dr Arif Setiawan mengatakan, hingga saat ini tidak ada permintaan maaf dari pelaku kepada dr. Faradina.

"Sejak kejadian sudah dilakukan pertemuan beberapa kali, tidak ada permintaan maaf oleh pelaku kepada dr Faradina secara langsung, hanya melalui suaminya," pungkasnya. (rif)