Tutup JCFF 2025, Gubernur Khofifah Optimistis Kopi dan Kakao Jawa Timur Tembus Pasar Global

Tutup JCFF 2025, Gubernur Khofifah Optimistis Kopi dan Kakao Jawa Timur Tembus Pasar Global Gubernur Khofifah saat menghadiri Java Coffee and Flavors Fest 2025.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah menyatakan optimisme terhadap potensi kopi dan kakao asal Jawa Timur yang semakin luas menembus pasar global. Pernyataan tersebut disampaikan saat menutup gelaran Java Coffee and Flavors Fest (JCFF) 2025 di kawasan Kota Lama Surabaya, Senin (25/8) malam.

Festival yang berlangsung selama 3 hari ini berhasil menarik lebih dari 26 ribu pengunjung dan mencatat transaksi bisnis senilai Rp100 miliar. Mengusung tema 'Crafting Futures Through Local Flavors', JCFF menampilkan potensi kopi, kakao, dan rempah sebagai komoditas unggulan sekaligus identitas budaya Jawa Timur.

“Jatim adalah salah satu produsen penting kopi dan kakao nasional. Dua komoditas ini tidak hanya menopang ekonomi petani, tetapi juga memperkuat daya saing daerah di pasar global,” kata Khofifah saat memberi sambutan.

Khofifah menjelaskan, Jawa Timur masuk 4 besar produsen kopi nasional dengan luas lahan 122.623 hektare dan produksi mencapai 78.688 ton, serta menyumbang 87 persen ekspor kopi se-Jawa. 

Produksi kopi Jatim terdiri dari jenis robusta yang tumbuh di dataran menengah–rendah dan arabika di dataran tinggi yang berpotensi premium untuk ekspor.

Sentra utama kopi Jatim meliputi Bondowoso dengan Java Ijen Raung Coffee, Jember sebagai pusat penelitian kopi dan kakao (Puslitkoka), serta Malang, Pasuruan, Lumajang, Situbondo, dan Banyuwangi.

Sementara itu, kakao juga menjadi komoditas andalan dengan luas lahan 50.096 hektare dan produksi 23.599 ton. Sentra kakao tersebar di Blitar, Trenggalek, Ponorogo, Pacitan, Tulungagung, dan Malang Selatan. Beberapa daerah telah mengembangkan hilirisasi menjadi produk cokelat bernilai tambah.

“JCFF adalah ruang kolaborasi. Kita ingin kopi, cokelat, dan rempah Jatim tidak hanya berhenti sebagai komoditas, tetapi lahir menjadi produk bernilai tambah melalui riset, inovasi, dan teknologi,” ucap Khofifah.

Pemprov Jatim berkomitmen mendukung petani dan pelaku UMKM melalui fasilitasi pembiayaan, pelatihan, dan akses pasar global. Gubernur juga mendorong akademisi, peneliti, dan generasi muda untuk terus melakukan riset dan inovasi agar komoditas lokal bisa naik kelas.

Kepada para pemangku kebijakan dan mitra pembangunan, Khofifah mengajak untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif yang terintegrasi dari hulu ke hilir, termasuk promosi wisata.

“Semoga ikhtiar bersama ini menjadi bagian dari langkah besar Jatim dan Indonesia untuk meneguhkan jati diri sekaligus mengukir prestasi di kancah global,” tuturnya.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, turut menyampaikan dukungan terhadap pengembangan kopi, kakao, dan rempah di Jawa Timur.

“Jatim adalah produsen utama kopi Jawa, dengan kontribusi 48 persen terhadap total produksi. Kami ingin pertumbuhan ekonomi daerah berkelanjutan, bukan hanya dinikmati perusahaan besar, tetapi juga mengangkat pendapatan UMKM,” pungkasnya. (dev/mar)