
BANGSAONLINE.com - Pemkot Surabaya membuka peluang besar bagi investor yang ingin mengembangkan transportasi ramah lingkungan, termasuk rencana pengoperasian taksi listrik.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan bahwa setiap investasi yang masuk ke Surabaya harus memprioritaskan kepentingan warga lokal.
"Jadi kalau ada transportasi massal yang mau investasi di Surabaya, saya pasti akan mendukung,” ujarnya.
Namun, dukungan tersebut disertai dua syarat utama yang tidak bisa ditawar, yakni perusahaan harus memiliki fasilitas lahan parkir atau pull yang memadai untuk armada kendaraan, dan seluruh tenaga kerja yang dilibatkan wajib berstatus warga ber-KTP Surabaya.
"Satu (syaratnya), ia harus punya tempat untuk parkirnya atau pull. Yang kedua yang bekerja harus KTP Surabaya. Kalau dua (syarat) ini tidak bisa dipenuhi, maka tidak akan pernah saya keluarkan izinnya,” kata Eri.
Terkait jumlah armada taksi listrik yang diizinkan beroperasi, ia menyatakan hal tersebut bergantung pada kapasitas pull yang dimiliki perusahaan. Jumlah armada harus sebanding dengan kemampuan penyediaan fasilitas pendukung.
"Tergantung perusahaan bisa menyiapkan pull untuk berapa (armada). Kalau pull-nya cukup untuk 100, ya 100 (armada). Pull-nya ternyata cukup untuk 25, ya 25, dan yang bekerja harus warga Surabaya,” paparnya.
Eri menambahkan, syarat-syarat tersebut telah diajukan Pemkot kepada investor sebagai bentuk penguatan keterlibatan warga Surabaya dalam program investasi.
"Itu syarat-syarat yang saya minta,” imbuhnya.
Menurut dia, kebijakan ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Surabaya dalam menekan angka kemiskinan dan pengangguran.
Dengan mewajibkan perusahaan melibatkan tenaga kerja lokal, Eri berharap dampak ekonomi dari investasi transportasi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
"Karena kami tidak bisa menyelesaikan kemiskinan, menyelesaikan pengangguran tanpa ada investasi yang masuk di Surabaya," pungkasnya. (rom)