
SURABAYA,BANGSAONLINE.com - Penyegelan hiburan malam Heaven 9 Karaoke di Jl. Ngagel Jaya No. 178 yang dilakukan Unit TPPO Ditresskrimum Polda Jatim pada Senin (2/6/2025) hanya berlangsung satu hari.
Lokasi yang termasuk Rumah Hiburan Umum (RHU) itu sempat disegel lantaran dugaan perdagangan orang yakni Ladies Companion (LC) untuk berbuat asusila.
Namun, setelah disegel dengan police line, keesokan harinya pada Selasa (3/6/2025) lokasi karaoke sudah dibuka.
Kanit TPPO Ditreskrimum Polda Jatim, Kompol Ruth Yeni menjelaskan penyegelan Heaven 9 Karaoke yang begitu singkat.
“Memang benar pada waktu itu kami Polic Line tempat hiburan malam itu namun karena kurang cukup bukti masuk unsur Perdagangan atau portitusi perempuan, sehingga kasus berhenti penyelidikan,” kata dia, Kamis (5/6/2025).
Menurutnya, police line berfungsi mensterilkan tempat yang diduga menjadi aksi kriminalitas.
“Jadi Police Line itu fungsinya bukan menunjukkan tempat itu terlibat aksi kriminalitas, namun untuk mensterilkan tempat karena masa penyelidikan,” bebernya.
Mulanya, Heaven 9 Karaoke digerebek usai polisi mendapat informasi pengunjung bisa melakukan BO (booking out) terhadap LC yang bekerja di sana untuk prostitusi melalui perantara manajemen Heaven 9 Karaoke.
Informasi yang didapat, salah seorang pengunjung melakukan negosiasi harga untuk kencan dengan LC.
Setelah sepakat, pihak salah satu staff manajemen mengantar LC keluar dari lokasi karaoke, dan menuju ke sebuah hotel di Jalan Barata Jaya, Surabaya.
Setelah sampai di hotel pihak staff Heaven 9 Karaoke meninggalkan LC tersebut agar bisa bersama pengunjung yang sebelumnya telah memesan.
Polisi kemudian membawa semua staff dan LC untuk dilakukan pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Jatim.
“Jadi semua orang ditempat karaoke itu kami bawa semua dan diperiksa selama 24 jam,” urainya Ruth Yeni.
Usai pemeriksaan, Ruth Yeni menyampaikan, tidak ada unsur yang memenuhi untuk menetapkan tersangka.
Salah satunya adalah LC yang diperdagangkan statusnya freelance alias bukan karyawan tetap.
"Sehingga pasal 296 yang berisi mempermudah aksi prostitusi tidak masuk unsur,” tambah Ruth Yeni.
"Kita tidak menemukan tanda pembayaran yang dilakukan oleh pengunjung dalam transaksi prostitusi dengan pihak management, ini yang sulit kita lakukan penjeratan,” tutup Ruth Yeni.
Harian Bangsa mencoba meminta keterangan kepada Daniel Krisna selaku Manager Heaven 9 Karaoke. Namun, ia tak mau berkomentar banyak.
“Maaf mas saya masih berlibur dengan keluarga,” ujarnya, Kamis (5/6/2025). (rus/van)