Dari 27,4 ke 9,6 Persen, Kasus Stunting di Kabupaten Mojokerto Anjlok

Dari 27,4 ke 9,6 Persen, Kasus Stunting di Kabupaten Mojokerto Anjlok Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, saat memantau penandatanganan komitmen pengentasan stunting.

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Berbagai terobosan Ikfina Fahmawati men-downgrade angka di Kabupaten Mojokerto mulai membuahkan hasil. Bupati perempuan pertama di daerah bekas kerajaan Majapahit itu berhasil menurunkan kasus balita kurang gizi di wilayahnya hingga 9,6 persen.

"Alhamdulillah, angka kita terus turun kini menjadi 9,6 persen. Padahal ketika awal menjabat di 2021, angkanya mencapai 27,4 persen," ujarnya saat rembuk di Pendopo Graha Maja Tama, Selasa (2/4/2024).

Menurut dia, dari hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021, menunjukkan angka Kabupaten Mojokerto mencapai 27,4 persen, dan tahun selanjutnya turun ke angka 11,6 persen. Pada 2024, angka di Kabupaten Mojokerto tinggal 9,6 persen.

"Itu artinya 1/3 balita kita di Kabupaten Mojokerto kondisinya . Ternyata angka ini sebenarnya sampling yang dilakukan SSGI. Maka saat itu juga saya minta Dinkes untuk mengukur balita se-Kabupaten Mojokerto agar data akurat," paparnya. 

"Setelah itu, kemudian angka kita bisa turun jadi 11,6 persen. Hingga saat ini kita bisa turun lagi hingga 9,6 persen. Kalau angka kita terus turun, jangan sampai ada bayi-bayi baru lahir ," imbuhnya.

Atas prestasi ini, bupati mengajak elemen pemerintahannya menekan kasus ini, mengingat sifat fluktuatif seiring kelahiran bayi-bayi baru. Ikfina juga mengimbau para remaja agar tidak kekurangan darah yang dapat menyebabkan melahirkan bayi .

Sementara itu, Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto, Sugeng Nuryadi, mengatakan bahwa dengan dilaksanakannya rembuk ini dapat membuat kebijakan percepatan penurunan , strategi, dan tantangan di Kabupaten Mojokerto. (yep/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO