Oleh: Dr KH Ahmad Musta’in Syafi’i
Rubrik Tafsir Al-Quran Aktual ini diasuh oleh pakar tafsir Dr KH A. Musta'in Syafi'i, Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Kiai Musta'in selain dikenal sebagai mufassir juga Ulama Hafidz (hafal al-Quran 30 juz). Tafsir ini ditulis secara khusus untuk pembaca HARIAN BANGSA, surat kabar yang berkantor pusat di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Tafsir ini terbit tiap hari, kecuali Ahad. Kali ini Kiai Musta’in menafsiri Surat Al-Abiya: 28-29. Selamat mengikuti.
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
AL-ANBIYA :28-29
TAFSIR
Ada nenek tua, usianya seputar enam puluh tahunan. Dia sakit parah dan dirawat di rumah sakit. Karena sering membaca istighfar, maka malaikat turun bersahabat dan sering kali menjenguk. Nenek tua itu senang karena merasa bisa beteman dengan malaikat.
Begitu petemanan sudah dirasa makin akrab, si nenek mencoba bertanya, ingin mendapat bocoran tentang umurnya. “ Hai teman, sejatinya umur saya itu berapa tahun sih..?”.
Ditanya demikian, Malaikat segera membuka catatan dan menjawab :” ..kira-kira 82 tahun”.
“Terima kasih,” jawab si nenek sembari tersenyum cerah.
Ia lalu mengajukan permohonan, ” Tolong lindungi aku dari kematian sebelum umur tersebut”. Deal dan oke.
Keluar dari rumah sakit, si nenek langsung menuju salon kecantikan kelas atas untuk face up, operasi plastik demi mempercantik diri, itung-itung usia masih panjang. Dan..tampilan sang nenek berubah, semakin cantik dan muda, imut dan gemulai.