
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Gubernur Khofifah terus memasifkan upaya penguatan eksosistem mangrove di sejumlah wilayah. Kali ini, upaya itu kembali dilakukan melalui Festival Mangrove Jawa Timur Ke-III di Wisata Bahari Tlocor dan Pulau Lusi, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Minggu (29/1/2023).
Pulau Lusi atau akronim dari Lumpur Sidoarjo merupakan daratan yang terbentuk akibat endapan lumpur pada muara Sungai Porong, dan telah ditumbuhi beraneka jenis mangrove serta tanaman hutan lainnya dengan kerapatan rendah hingga tinggi.
BACA JUGA:
- Baznas Award 2023, Khofifah Dinobatkan Sebagai Gubernur Pendukung Utama Pengelolaan Zakat
- Awali Ramadhan 1444 H, Gubernur dan Wagub Jatim Tarawih Perdana di Masjid Raya Islamic Centre
- Gubernur Khofifah Bersyukur, Jawa Timur Jadi Lokasi Pemantauan Hilal Terbanyak di Indonesia
- Launching Festival Ramadhan GenZI, Gubernur Khofifah: Tumbuhkan Kecintaan Milenial pada Masjid
Didampingi Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marvest Nani Hendiarti dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Khofifah memimpin langsung penanaman 1.000 bibit mangrove dan bibit pohon produktif. Serta pelepasliaran burung air dan biota air berupa ikan dan udang sejumlah 23 ribu ekor di perairan Pulau Lusi Sidoarjo.
Ia mengatakan bahwa Festival Mangrove merupakan salah satu upaya untuk membangun sinergi hulu hilir yang lebih luas dalam menjaga ekosistem mangrove. Hal ini karena ekosistem mangrove telah memberikan kemanfaatan baik dari sisi ekologi, ekonomi dan sosial bagi masyarakat pesisir.
"Pada dasarnya kalau hanya nandur mangrove kita hampir dua minggu sekali melakukan itu. Rata-rata pantai di Jawa Timur sudah pernah kita datangi untuk nandur mangrove. Tapi di Festival Mangrove ini ada upaya hulu hilir secara integratif yang kita lakukan untuk menjaga eksosistemnya," paparnya.
Dalam Festival Mangrove, kata Khofifah, tidak hanya penanaman tapi juga pelepasliaran burung dan biota laut sesuai habitat pantai setempat. Serta penanaman pohon produktif seperti cemara udang dan juga pameran produk hilirisasi dari mangrove seperti batik ataupun makanan berbahan dasar mangrove.
"Jadi sebenarnya festival ini kita berbicara soal ekosistemnya, bukan hanya mangrove-nya saja. Ekosistem itu ada ikan, kepiting, udang, cemara udang sampai dengan end product-nya. Jadi hilirisasi yakni apa yang bisa diberikan penguatan aspek sosial ekonomi. Maka hal ini terintegrasi dari sangat banyak sektor itulah kita sebut festival mangrove," ungkapnya.
Simak berita selengkapnya ...