Raja Menpawah Serahkan Tanah 6 Hektar untuk Pesantren, Kiai Asep Disambut sebagai Tamu Agung

Raja Menpawah Serahkan Tanah 6 Hektar untuk Pesantren, Kiai Asep Disambut sebagai Tamu Agung Raja Menpawah: Pangeran Ratu Mulawangsa Dr Ir Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim dan Ratu Kenanga Dr dr Arini Mariam, MSc saat menyambut kedatangan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan rombongan di Istana Amantubillah, di Desa Pulau Pedalaman, Kecamatan Menpawah Timur, Kalimantan Barat. Foto: bangsaonline.com

Sang raja kemudian mempersilakan Kiai Asep dan rombongan menikmati jamuan makan siang di ruang belakang Istana Amantubillah. Ruangan itu cukup luas dan memanjang.

Yang menarik, jamuan makan itu disiapkan secara lesehan. Maka sang raja dan Kiai Asep serta rombongan menikmati jamuan raja itu secara lesehan ala pesantren.

Pantauan BANGSAONLINE.com, menu makananya juga kuliner tradisional. Bahkan hampir semua makanannya diwadahi atau dilapisi daun.

Saat sang raja dan permaisurinya menjamu makan Kiai Asep dan rombongan, BANGSAONLINE.com berusaha memasuki beberapa ruangan di Istana Amantubillah. Terutama ke ruangan belakang dan tengah. Banyak sekali pusaka atau benda-benda bersejarah dipajang. Antara lain tombak, payung, meriam, tempat tidur, bahkan ada juga tustel atau kamera.

Kiai Asep mengaku sangat terkesan dengan kesederhanaan sang raja. “Raja sangat baik,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com.

Kiai Asep juga sangat terkesan dengan jamuan makannya yang terdri dari kuliner tradisional. “Sayurnya itu ada kecipir dan sebagainya,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com seusai acara.

(Raja Menpawah: Pangeran Ratu Mulawangsa Dr Ir Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim dan Ratu Kenanga Dr dr Arini Mariam, MSc menjamu makan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan rombongan di bagian belakang Istana Amantubillah Keraton Menpawah Kalimantan Barat, Senin (19/9/2022). Foto: M Mas'ud Adnan/bangsaonline.com)

Kiai Asep berharap pemerintah peduli pada raja atau kerajaan yang jasanya sangat besar terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia. Termasuk kepada kerajaan Menpawah. Apalagi sekarang secara politik kerajaan tak punya kekuasaan tapi secara budaya sangat kuat. Sehingga bisa menjadi cagar budaya bangsa Indonesia.

“Tanpa raja-raja itu bangsa Indonesia dan NKRI tak akan pernah ada,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONONLINE.com.

Sebab, tutur Kiai Asep, berkat kebesaran jiwa para raja itulah, kekuasaan mereka melebur ke dalam NKRI. “Seharusnya tiap bulan ada bantuan keuangan dari pemerintah kepada para raja dan kerajaan itu. Misalnya Rp 250 juta tiap bulan,” kata Kiai Asep. 

Raja Menpawah Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim mengundang Kiai Asep sebagai tamu kehormatan dalam rangka acara Robo-Robo. Tapi waktu Kiai Asep di Kalbar hanya dua hari sehingga  tak bisa datang ke acara tersebut. 

Robo-robo adalah upacara tolak bala oleh masyarakat Kota Mempawah, Kalimantan Barat. Upacara ini digelar pada hari Rabu pekan terakhir bulan Safar, Hijriah. Di Jawa acara Robo-Robo itu dikenal dengan Rabu Wekasan. 

Walikota Singkang Tjhai Chui Mie sebenarnya juga berharap Kiai Asep datang ke wilayahnya. Tapi - lagi-lagi - waktunya tak cukup. 

"Kita datang lagi kapan-kapan. Kalau ke Kalimantan Barat harus tiga hari," kata  Kiai Asep. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO