KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Korban pembacokan sadis di Dusun Bangun Mulyo, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri yang sempat menjalani perawatan di rumah sakit swasta dan memilih pulang, akhirnya dijemput pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simpang Lima Gumul (SLG).
Upaya itu dilakukan menyusul permintaan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito yang prihatin mendapati korban pembacokan memaksakan pulang dan menjalani rawat jalan. Seperti yang dialami Kristiono, satu dari tujuh korban pembacokan yang dirawat di rumah sakit swasta.
BACA JUGA:
- Dhito Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Kediri
- Pembangunan Jembatan Jongbiru Kediri Diperkirakan Meleset dari Target Penyelesaian
- Sambut Hari Kartini, Beragam Komunitas Kenalkan Pahlawan Perempuan Indonesia di Situs Ndalem Pojok
- Aksi Simpatik Polisi di Kota Kediri Selama Arus Mudik: Mulai Bantu Dorong Mobil hingga Bantu Isi BBM
Kristiono memilih pulang dan menjalani rawat jalan karena takut dengan biaya yang harus ditanggung bila harus rawat inap. Setelah ditemui Mas Dhito di rumahnya dan dibujuk untuk dirawat di rumah sakit daerah, Senin (7/3) malam, Kristiono dijemput pihak RSUD Simpang Lima Gumul menggunakan mobil ambulans.
Selain Kristiono, ada dua orang lain yang pulang menjalani rawat jalan karena luka ringan. Sementara empat korban pembacokan lain yang dirawat di RS Surya Melati, Selasa (8/3) siang, dipindahkan ke RSUD Simpang Lima Gumul.
"Tadi malam kami dihubungi Mas Bup (Mas Dhito) untuk menerima pasien yang pulang paksa. Kita tergugah untuk menindaklanjuti dengan mengevakuasi pasien yang sudah masuk RS Surya Melati," kata Direktur RSUD Simpang Lima Gumul, Tony Widyanto yang saat itu ikut melakukan penjemputan pasien.
Tony mengaku bangga dengan sikap tanggap Mas Dhito yang empati atas tragedi pembacokan itu dan langsung memberikan pengobatan gratis bagi para korban. Artinya, pembiayaan perawatan ditanggung oleh pemerintah daerah.