INDRAMAYU, BANGSAONLINE.com – Siapa pun memasuki areal Pondok Pesantren Darul Maarif, Kaplongan, Indramayu, Jawa Barat, niscaya kagum. Pesantren yang memiliki 7.500 santri itu terhampar luas di tanah seluas 25 hektar.
“Di luar pagar pondok ada 7 hektar,” kata H Dedi Wahidi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Darul Ma'arif, ketika memberi sambutan pada acara Pelantikan DPW Petanesia Jawa Barat di Kampus Hijau STKIP NU, Pondok Pesantren Darul Ma’arif, Kaplongan, Karangampel, Indramayu Jawa Barat, Selasa (1/2/2022).
BACA JUGA:
- Hendak Ngabuburit, Dua Siswa SD di Tasikmalaya Nyungsep di Atap Rumah Warga
- Kantor Bea Cukai Kediri Cegat dan Amankan Mobil yang Muat Ribuan Rokok Ilegal
- Pandawara Group Klarifikasi Kata Terkotor ke-4 itu, untuk Urutan Kunjungan, Bukan Peringkat
- Menu Makanan Legendaris Khas Bandung Sejak 1965, Kupat Tahu Gempol Hajar Hasanah
Secara kasat mata pesantren ini berciri khas NU. Bahkan begitu memasuki pintu gerbang semua tamu langsung disuguhi gambar-gambar besar para tokoh NU. Antara lain KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH Idham Chalid, dan tokoh-tokoh NU lainnya.
Yang juga menarik, di tengah bangunan gedung bertingkat yang tertata apik itu juga terdapat danau. Menurut Dedi Wahidi, danau itu merupakan sumber dan energi bagi para santri Pondok Pesantren Darul Ma’arif.
“Air danau itu disuling jadi air mandi dan minum para santri,” tutur Dedi Wahidi yang anggota DPR RI sembari mengatakan bahwa ia memiliki 1.500 santri mukim, sedang 6.000 santri berupa siswa-siswi sekolah yang pulang ke rumahnya.
BANGSAONLINE.com sempat mencermati danau yang membentang luas di antara bangunan bertingkat itu. Tampaknya di situ juga dipelihara ikan.
“Ya betul ada ikannya,” kata seorang santri kepada BANGSAONLINE.com.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA (kiri) dan H Dedi Wahidi (kanan) dalam acara pelantikan DPW Petanesia Jawa Barat di Kampus Hijau STKIP NU Pondok Pesantren Darul Maarif Kapongan Indramayu Jawa Barat, Selasa (1/2/2022). Foto: mma/bangsaonline.com)
Jenjang pendidikannya juga lengkap. “Mulai dari TK, SMP, SMA sampai perguruan tinggi,” tutur Dedi Wahidi. Dan semua lembaga pendidikan itu berlabel NU. Misalnya SMA NU dan sebagainya. Pesantren Darul Ma’arif memang NU tulen.
Meski demikian, Dedi Wahidi, mengaku kalah jauh dibanding Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang didirikan dan diasuh oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA.
Secara terus terang, Dedi Wahidi mengaku kagum pada figur Kiai Asep Saifuddin Chalim. Ia pernah membaca berita di media bahwa Kiai Asep akan membangun pondok pesantren seluruh Indonesia seandainya calon ketua umum PBNU yang didukungnya terpilih. Dalam Muktamar NU di Lampung Kiai Asep mendukung Kiai As’ad Said Ali sebagai calon ketua umum PBNU.
“Bahkan Kiai Asep menyatakan jika calonnya terpilih jadi ketua umum tak akan ada proposal di PBNU. Semua kegiatan PBNU akan dibiayai uang pribadi. Ini luar biasa,” kata Dedi Wahidi yang akrab dipanggil Dewa.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, pernyataan Kiai Asep itu dimuat HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com. Berita di BANGSAONLINE.com itu viral saat menjelang Muktamar NU ke-34 di Lampung.