Kehadiran RR Memantik Diskursus Pilpres 2024 Lebih Menarik dan Terbuka

Kehadiran RR Memantik Diskursus Pilpres 2024 Lebih Menarik dan Terbuka Dr. Rizal Ramli, Tokoh Nasional. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tahun politik semakin dekat, sejumlah politikus pun mulai running untuk menyongsong Pilpres 2024. Sejauh ini, kandidat capres masih didominasi dari kubu koalisi pemerintah. Namun, ada pula sosok (RR) yang merupakan representasi kubu oposisi.

Peneliti senior Surabaya Survey Center (), Dr. Surokim Abdus Salam menilai kehadiran tokoh nasional yang akrab disapa RR itu bermakna positif agar pencalonan menjadi hal biasa dan tidak menjadi hal tak tersentuh dalam diskusi di parpol. Selain juga bisa memantik diskusi positif untuk bisa membuka kotak-kotak pandora dalam pencalonan Presiden RI.

"Kehadiran RR dalam bursa suksesi nasional memantik diskursus pilpres lebih menarik dan terbuka," tutur Surokim, Ahad (16/1/2022).

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura itu mengungkapkan, peluang RR sama dengan kandidat oposisi yang lain. Ia berharap, Menko Perekonomian di era Presiden Gus Dur ini bisa menciptakan momentum-momentum yang lebih tepat, menarik, dan juga narasi perubahan yang lebih progresif.

Surokim melanjutkan, ikhtiar calon oposisi seperti jalan terjal karena bergantung pada momentum yang ada di pemerintahan Jokowi juga saat ini. Sebab, kian tinggi tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi, maka jalan kian terjal bagi calon-calon oposisi, termasuk .

"Momentum memegang peran penting pada pencalonan Pilpres 2024. Bila tingkat kepuasan publik rendah pada pemerintah, maka jalan capres oposisi semakin landai dan terbuka. Demikian pula sebaliknya, jalan menjadi terjal bila kepuasan publik pada pemerintah masih tinggi," urai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2021 versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini.

Surokim menambahkan, fenomena pencapresan di Indonesia selalu unik dan khas. Peluang berkoalisi selalu cair dan dinamis, kadang sulit menjadi permanen. Bahkan biasanya selalu terbentuk di menit-menit akhir.

Kondisi itulah yang membuat konsolidasi kubu oposisi selalu rumit dan selalu menemui kendala serius. Sebab, selalu menunggu posisi koalisi pemerintah tetap solid atau pecah. Sementara koalisi pemerintah yang dimotori PDI Perjuangan selalu menentukan posisi di menit akhir.

"Saya pikir kubu oposisi tidak boleh terlalu bergantung pada kondisi koalisi pemerintah. Oposisi seharusnya lebih responsif menjemput nasibnya sendiri, dengan membuka komunikasi lebih cair dengan berbagai parpol pengusung. Mereka tidak boleh menunggu dan terjebak kepada permainan menit akhir," pungkas cendekiawan muda NU asal Lamongan ini. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sejumlah Pemuda di Pasuruan Dukung Muhaimin Maju Calon Presiden 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO