Meski Jokowi Kalah di Madura, Ketua TKD Jatim Tasyakuran dengan Menu Sate Madura

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin menggelar tasyakuran kemenangan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01. Tasyakuran sekaligus buka puasa bersama itu dilaksanakan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim menyelesaikan rekapitulasi suara tingkat provinsi. 

Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin mengungkapkan rasa syukurnya karena Jokowi-Ma'ruf Amin menang di Jatim dengan 7,7 juta suara. Mantan Kapolda Jatim ini mengakui pihaknya kalah di Madura. Karena dari 4 Kabupaten di Pulau Garam itu, Jokowi hanya menang di Kabupaten Bangkalan. Sedangkan Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep dimenangkan pasangan Prabowo-Sandi. 

"Tidak apa-apa kami kalah di Madura, kami tidak kecewa. Kami hormati pilihan warga Madura. Buktinya kami tasyakuran ini dengan menu sate Madura. Ini bukti kami cinta dengan Madura. Sebagaimana Pak Jokowi tetap makan nasi Padang meski beliau kalah di Sumatera Barat," tutur Machfud, di Posko TKD Jatim, Sabtu (11/5).

Alumni Akpol tahun 1986 ini yakin, meski kalah di Madura, tapi Jokowi tetap akan membangun Madura. Menurut Machfud tak ada kamusnya politik balas dendam bagi Jokowi. Karena itu, semua wilayah di Indonesia dibangun, termasuk wilayah di mana Jokowi kalah seperti Madura. 

Menurut Machfud Arifin, Jokowi adalah pemimpin yang bijak. "Buktinya, meskipun Jokowi telah banyak membangun di Sumatera Barat tapi nyatanya kalah di sana, beliau tidak marah dan dendam. Justru beliau mengajak para petinggi TKN makan nasi Padang. Itu simbol beliau tetap memberi perhatian terhadap Sumbar, NTB, dan daerah lain yang mayoritas rakyatnya tidak memilih 01.

"Pak Jokowi sudah berbuat banyak di Madura, termasuk menggratiskan tol Suramadu. Tapi kenyataannya kita kalah di Madura. Kita tidak teriak-teriak curang, meskipun ada juga bukti kita dicurangi di beberapa tempat. Karena secara umum, pemilu berlangsung secara kondusif, jujur, dan adil," imbuh purnawirawan bintang dua Polri itu. 

Pria kelahiran 6 September 1960 ini mengucapkan terima kasih kepada partai politik pengusung Jokowi-Ma'ruf Amin dan para relawan di Jatim yang telah bahu membahu hampir 8 bulan ini blusukan menyosialisasikan figur Jokowi-Ma'ruf Amin. Pihaknya juga berterima kasih kepada para penyelenggara pemilu yang telah melaksanakan tugas hingga suksesnya pemilu serentak 17 April. 

Karena itu, pihaknya berempati kepada penyelenggara pemilu yang meninggal pasca Pemilu. Empati itu ditunjukkan dengan memberikan santunan kepada keluarga petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia. 

"Santunan ini bukti empati kami terhadap pengabdian para petugas KPPS. Mereka bukan sekadar penyelenggara pemilu, tapi pahlawan demokrasi. Karena itu kami memberikan santunan sebagai wujud empati terhadap mereka," pungkas mantan Kapolda Kalimantan Selatan tersebut. (mdr/rev)