Masuk Daftar 'Calon Menteri' Prabowo, Begini Reaksi Bambang Haryo

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Bambang Haryo masuk dalam daftar 80 nama 'calon menteri' Prabowo. Artinya, jika Prabowo-Sandiaga Uno memenangi Pilpres 2019, politikus Gerindra tersebut berpotensi menjadi pembantu presiden alias menteri di kabinet.

"Saya juga sempat mendengar itu, tapi yang terpenting sekarang ini adalah bagaimana kita membantu memenangkan pasangan Prabowo-Sandi. Itu yang lebih penting," jawab Bambang Harto usai acara nobar Debat Capres, Sabtu (14/4) malam.

Tentang nama-nama yang masuk daftar calon menteri Prabowo, menurut Bambang, itu hak prerogatif Prabowo. Bagaimana menilai kemampuan dan integritas orang yang dipilihnya. 

Dan sebagai kader, dirinya mengaku siap menjalankan apa saja tugas yang diberikan kepadanya. "Sebagai kader tentu kami selalu siap menjalankan tugas. Termasuk ketika di DPR, harus pindah komisi dan tugas lain," lanjut Bambang.

Pada kesempatan yang sama, Anggota DPR RI yang kembali mencalonkan diri dalam Pileg 2019 ini juga mengungkapkan potensi kemenangan Prabowo yang terus meningkat. Beberapa survei, disebutnya, elektabilitas Prabowo-Sandi terus melejit.

Dan di akhir-akhir masa kampanye, beberapa tokoh juga ikut merapat ke Prabowo-Sandi. Seperti Gatot Nurmantyo dan Dahlan Iskan. Serta ada ustad Abdus Somad, yang disebut dia pengaruhnya sangat luar biasa. 

"Merapatnya beberapa tokoh itu tentu juga berpengaruh cukup besar. Apalagi Ustad Abdus Somad, yang punya pengaruh sangat sangat besar," tukasnya.

Tentang debat terakhir, Bambang menilai bahwa acara ini sangat ditunggu banyak masyarakat. Mendekati hari pencoblosan, warga sangat ingin tahu lebih jelas tentang calon presiden yang akan dipilihnya.

"Ya, debat pamungkas yang tentu sangat ditunggu banyak masyarakat. Dan menurut saya, dalam debat ini Prabowo-Sandi lebih unggul. Itu jelas sekali terlihat dari pemaparan materi dan jawaban-jawaban yang disampaikan," sebut dia.

Terkait debat, pihaknya juga mengkritisi beberapa materi yang disampaikan Jokowi - Ma'ruf Amin. Di antaranya program Mekar, pinjaman untuk PKL dan sebagainya yang bunganya mencapai 23 persen.

"Ini kan kebalik, harusnya warga yang mulai usahanya diberi bunga yang ringan, seperti KUR itu. Tapi malah yang sudah jalan usahanya yang diberi KUR dengan bunga sangat rendah," kritiknya. 

Tentang tax amnesti juga disebutnya sudah gagal. Uang dari luar negeri yang ditarik ke Indonesia sangat sedikit, tidak sesuai dengan rencana yang disampaikan. (cat/rev)