Jika Kiai As’ad Ali Ketum PBNU, Stop Minta Sumbangan Rendahkan NU, Kiai Asep Siap Biayai NU | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Jika Kiai As’ad Ali Ketum PBNU, Stop Minta Sumbangan Rendahkan NU, Kiai Asep Siap Biayai NU

Editor: MMA
Minggu, 12 Desember 2021 09:47 WIB

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: MMA/ BANGSAONLINE.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Sejumlah kiai mengaku lega setelah Dr KH As’ad Said Ali bersedia menjadi Calon Ketua Umum Tanfidziah PBNU dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung yang bakal digelar 23-25 Desember 2021. Kesediaan Kiai As’ad Ali itu disampaikan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim lewat HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com.

“Saya sudah menemui Kiai As’ad Ali. Saya tanya apakah bersedia jadi . Kiai As’ad Ali menjawab bersedia, asal dibantu ,” kata Saifuddin Chalim kepada wartawan HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com, Kamis (9/12/2021).

mengaku siap membantu Kiai As’ad Ali, jika bantuan dirinya menjadi syarat. Bahkan pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu mengaku siap berkorban harta kekayaannya untuk membiayai NU, jika Kiai As’ad terpiih dan memimpin NU.

“Catat kata-kata saya. Saya siap berkorban harta untuk NU, seperti selama ini saya berkorban untuk Pergunu. Saya telah mendirikan 514 Cabang, PW Pegunu, dan 10.000 ranting dari 17 ribu ranting. Sekali lagi, saya siap membiayai NU. Saya tak akan mengingkari kata-kata saya. Saya punya orang yang secara khusus melayani tiket. Namanya Pak Dofir. Tinggal telpon Pak Dofir aja kalau pengurus PBNU perlu tiket. Selama ini pengurus Pergunu juga begitu. Tinggal tinggal telepon Pak Dofir. Dalam satu bulan saya biayai tiket kadang sampai Rp 300 juta,” tegas kiai miliarder tapi dermawan itu kepada HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com, Ahad (12/12/2021).

dikenal luas sebagai ulama gemar sedekah. Bahkan semua tamu yang datang ke Amanatul Ummah diberi sarung dan uang. Tiap hari menghabiskan uang ratusan juta. Pada Ramadan lalu mengeluarkan sedekah dan zakat Rp 8 miliar, dibagikan kepada masyarakat secara terbuka.

“Pak Yai itu gatel tangannya, kalau gak memberi uang,” kata istrinya, Nyai Hj Ali Fadlilah, kepada HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com.

(Dr KH As'ad Said Ali bersama KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) dalam suatu acara di Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto. Foto: mma/ bangsaonline.com)

mengaku tak takut kehabisan uang. “Penghasilan saya bersama istri tiap bulan Rp 9 miliar. Istri saya saja tiap bulan penghasilannya Rp 2 miliar,” tegas Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pegunu) itu.

juga tak mau disumbang. Termasuk oleh Pemerintah. “Pak Jokowi dan Bu Khofifah pernah nawari sumbangan untuk pondok saya, tapi saya secara halus menolak. Saat itu saya ketemu Pak Jokowi. Pak Jokowi ditemani Pak Pratikno. Lalu Pak Pratikno nawari saya untuk membangun asrama di pondok saya. Saya jawab, terima kasih. Saya lebih baik mandiri Pak Presiden,” kata sembari mengatakan tidak adil jika dirinya menerima sumbangan dari pemerintah, sementara banyak pesantren kecil tak mendapat sumbangan.

“Kalau saya menerima sumbangan Pak Jokowi, paling cuma Rp 200 miliar. Saya lebih suka minta barokahnya saja. Buktinya, sekarang saya bisa terus membangun. Saya sekarang harus memulai membangun International University yang akan memberikan beasiswa kepada semua negara, terutama negara-negara yang berpenduduk muslim. Masak kita kalah dengan Mesir, Maroko, dan Yaman. Padahal secara ekonomi Mesir dan Yaman itu lebih miskin dari kita. Tapi mereka punya perguruan tinggi yang memberikan beasiswa kepada negara lain, akhirnya terkenal,” kata yang kini memiliki 12.000 santri sembari mengatakan bahwa untuk rintisan perguruan tinggi bertaraf internasional harus ada yang berani memulai agar Indonesia menjadi kiblat pendidikan dunia.

Menurut , lahan untuk International University itu sudah siap. Sepanjang 2 kilometer. "Nanti nyambung dari pondok atas (Amanatul Ummah) ke Institut KH Abdul Chalim," tegas yang kini punya tanah 100 hektare. 

Ia mengaku bahwa dirinya konglomerat kecil. Tapi soal kepedulian sosial nomor satu. “Kalau dibanding dengan para konglomerat nasional, mungkin saya nomor 1 juta atau buncit. Tapi saya akan terus mengajak semua aghniya’, para orang kaya untuk berbagi. Bersodaqoh. Kalau para konglomerat mau peduli, Indonesia ini selesai. Kemiskinan teratasi,” kata yang saat pilpres kampanye kemenangan Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin hingga ke Hongkong, Malaysia, Taiwan dan lainnya, tapi dengan biaya uang pribadi.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video