Harga Obat Pertanian Meroket, Petani Apel di Kota Batu Mengeluh
Editor: Rohman
Wartawan: Agus Salimullah
Senin, 22 November 2021 15:50 WIB
KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Petani apel di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, mengeluhkan jatuhnya harga apel yang sangat luar biasa. Selain itu, harga obat petanian meroket di saat anjloknya buah yang menjadi ikon Kota Batu itu.
Hal tersebut diungkapkan oleh Anggota Koperasi Produsen Bolo Tani Makmur, Subakri, Senin (22/11). Menghadapi situasi tersebut, petani apel siap-siap terjun bebas menuju kondisi kerugian yang semakin memprihatinkan di tengah pandemi Covid-19.
BACA JUGA:
Diterjang Angin Kencang, Atap TPS Pasar Induk Among Tani Timpa Tiga Rumah Warga
Cegah DBD, Dinkes Kota Batu Lakukan Fogging di Kelurahan Temas
Operasi Keselamatan Semeru 2024, Polres Batu Sasar 8 Jenis Pelanggaran
Satu Balita Meninggal karena Dengue Shock Syndrome, Demam Berdarah Ancam Kota Batu
“Biaya produksi per 0,5 hektare awalnya sebelum ada kenaikan harga obat-obatan pertanian berkisar antara Rp24-26 juta setelah ada kenaikan harga obat pertanian biaya produksi menjadi Rp36 juta/0,5 hektare. Satu kali panen per 0,5 hektare bila menghasilkan 15 ton dengan harga Rp2.000,00,/kg akan mendapatkan pendapatan kotor Rp30 juta. Dengan kenaikan biaya produksi, tidak diimbangi dengan kenaikan harga jual, dipastikan petani akan mengalami kerugian,“ paparnya.
Ia menuturkan, harga apel Anna dit ingkatan petani antara Rp2.000,00.-Rp2.500,00./kilogram (kg) sejak awal bulan November 2021. Saat ini, lanjut Subakri, harganya mencapai Rp2.000,00./kg dan membuat pedagang pengirim menjual apel sampai Kabupaten Jember dengan harga Rp3.000,00./kg.