Soal Muktamar NU, Kiai Asep Minta Panitia dan PBNU Tangkap Pesan Presiden | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Soal Muktamar NU, Kiai Asep Minta Panitia dan PBNU Tangkap Pesan Presiden

Editor: MMA
Jumat, 29 Oktober 2021 16:06 WIB

Suasana Rapat Panitia Muktamar NU ke-34. Foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA menyambut baik sikap tegas Presiden Jokowi yang memperingatkan semua kepala daerah agar mengatur dan mengelola natal dan tahun baru (Nataru) dengan baik sehingga tak terjadi kerumunan. Bahkan Presiden Jokowi meniadakan cuti bersama untuk menjaga kondisivitas bangsa agar terjaga dari serangan pandemic gelombang ketiga.

Menurut Saifuddin Chalim, pernyataan Presiden Jokowi itu seharusnya ditangkap secara arif oleh PBNU, terutama Panitia Muktamar NU. Pernyataan Presiden Jokowi itu, kata , mengandung pesan tersirat.

Artinya, tidak hanya ditujukan kepada acara natal dan tahun baru, tapi juga kepada semua elemen bangsa, termasuk panitia muktamar NU. Sebab Muktamar NU ke-34 bakal digelar pada 23-25 Desember 2021. Yaitu berbarengan dengan natal dan tahun baru,

“Ya, saya kira (Muktamar NU) memang lebih baik diundur. Untuk menjaga nama baik NU,” kata Saifuddin Chalim, Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur, kepada BANGSAONLINE.com usai acara salat malam, istighatsah dan doa bersama untuk bangsa, tadi malam (Kamis/28/10/2021).

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Foto: mma/bangsaonline.com)

Acara salat malam itu digelar di kediaman Neng Imah, salah seorang putrinya, di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya. Salat malam itu digelar bersama kiai secara terbatas tiap malam Jumat selama PPKM untuk membantu penanganan Covid-19 secara spiritual.

minta agar semua pihak, terutama pengurus NU, lebih mengutamakan kemashalatan umat dan bangsa, di samping juga menjaga nama baik NU.

“Jangan sampai (Muktamar NU) mencoreng nama NU. Bayangkan, dengan kerumunan massa yang besar lalu terjadi covid, MU atau varian lain. Dari pada mencoreng nama NU, lebih baik diundur,” tegas putra KH Abdul Chalim, salah seorang pendiri NU yang memiliki 12.000 santri itu.

Kiai miliarder tapi dermawan itu mengaku tak setuju jika Muktamar NU digelar secara virtual karena akan menghilangkan kultur dan ruh NU itu sendiri. 

“Yang namanya Muktamar NU pasti selalu dipadati warga NU. Karena mereka ingin terlibat dan itu sudah menjadi kekhasan dan kultur NU dari muktamar ke muktamar,” kata yang kini sibuk merealisasikan obsesinya untuk mendirikan International University dengan lahan dua kilometer.

(Para kiai mengikuti salat malam yang dipimpin Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA tiap Kamis malam Jumat. Salat malam itu dilakukan untuk membantu penangan Covid-19 dan berbagai variannya secara spiritual. Foto: mma/bangsaonline.com)  

berharap para kiai, habaib, ulama, terutama pengurus NU sabar, bisa mengendalikan diri serta bisa menjadi teladan yang baik bagi anak bangsa. Sebab jika memaksakan ego dengan menggelar Muktamar NU di tengah kondisi seperti ini bisa menimbukana efek kurang baik.

Seprti diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan peringatan keras kepada semua kepala daerah agar natal dan tahun baru (Nataru) diatur dan masyarakat tak keluar rumah sehingga tak menimbulkan kerumunan.

"Saya minta betul-betul agar dikelola, diatur, sehingga natal dan tahun baru ini berjalan dengan tidak ada kerumunan," kata Presiden ketika memberikan pengarahan kepada para kepala daerah se-Indonesia secara virtual di Istana Merdeka Jakarta, Senin, 25 Oktober 2021.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video