Dialog Seputar Hari Santri, Sekjen Baguss: Berawal dari Tebuireng untuk Indonesia
Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: Ahmad Fuad
Jumat, 08 Oktober 2021 15:09 WIB
PASURUAN, BANGSAOLINE.com - KH Fahmi Amrulloh (Gus Fahmi) dan KH Fawaid menggelar diaog seputar Hari Santri Nasional (HSN) dan kepedulian pada jam'iyah di Ponpes Al-Aula, Kombangan, Bangkalan, Kamis (7/8).
Dalam dialog itu, Gus Fahmi membahas peranan santri bersama nahdliyin dalam berjuang memerdekakan Indonesia, yang diawali perang Arek-Arek Suroboyo, hingga akhirnya muncul Fatwa Resolusi Jihad oleh Hadratussyeikh KH. Hasyim 'Asy'ari dan para ulama se-Jawa Madura.
BACA JUGA:
Lagi, Kejutan dari Dapil Jatim VIII, Suara Gus Irfan Menyalip, Suara Bos Lion Air Melompat
Hadratussyaikh Anggap Lebih Bahaya Najisnya Pikiran Manusia Ketimbang Najisnya Anjing
Nabi Musa Tiga Kali Tak Lulus Ujian Nabi Khadir
Hadratussyaikh Menempatkan Keulamaan di atas Politik, Berwibawa dan Fatwanya Didengar
"Kini sangat perlu sebuah ide Resolusi Jihad Jilid Dua, meski bukan perang melawan Tentara Belanda. Jihad kali ini untuk menguatkan NKRI dan membela rakyat jelata, itu sama perjuangan juga," ujar Gus Fahmi, Ketua Umum Barisan Gus dan Santri (Baguss).
Karena itu, Gus Fahmi berpesan kepada para alumni pesantren khususnya kepada Alumni Tebuireng, agar segera berkonsolidasi, merapatkan barisan untuk merefresh kembali marwah resolusi jihad. Sebab perjuangan santri itu tidak boleh berhenti sampai di sini, justru harus bekerja keras untuk berkontribusi dengan berbagai metodologi dan multistrategi.
Menurutnya, santri harus berkiprah di semua bidang, mulai politik, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
"Teladan para pendahulu harus menjadi pegangan sampai mati. Contoh Kiai Hasyim Asy'ari, Kiai Wahid Hasyim, bahkan Gus Dur Presiden RI," paparnya.
Simak berita selengkapnya ...