Ironis, 80% Ikan Laut yang Terjual di Bojonegoro Berformalin! | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Ironis, 80% Ikan Laut yang Terjual di Bojonegoro Berformalin!

Editor: Revol
Wartawan: Eky Nurhadi
Selasa, 17 Maret 2015 22:01 WIB

SIDAK: Petugas Dinkes Bojonegoro melakukan sidak ikan laut di pasar Kota setempat. Secara mengejutkan, sebanyak 80% ikan laut di Kota Ledre berformalin. Foto: Eky Nurhadi/BangsaOnline.com

BOJONEGORO (BangsaOnline) - Masyarakat Bojonegoro tampaknya harus berhati-hati dalam membeli maupun mengkonsumsi ikan laut. Sebab, beberapa jenis ikan laut yang terjual di pasaran kota Ledre tersebut diketahui mengandung formalin atau bahan pengawet. Sehingga jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyakit, bahkan dapat meregangkan nyawa manusia.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala seksi Penyehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Bojonegoro, Muhammad Sholeh. Ia menyebutkan jika pada, Jumat (13/3) kemarin ia melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ikan laut di Pasar Kota Bojonegoro. Dalam sidak itu dia menyita lima jenis ikan laut untuk dilakukan uji laboratorium. Hasilnya, lima jenis ikan yang dijual itu positif mengandung formalin.

"Kita mendapat perintah dari pak Bupati (Suyoto,red) untuk melakukan uji lab ikan laut di pasar, setelah kita ambil sample di pasar Kota, ternyata semuanya positif mengandung formalin, bahkan 80% ikan yang terjual di pasar Kota Bojonegoro itu berformalin," jelasnya, Selasa (17/3/2015).

Kelima jenis ikan laut yang mengandung zat berbahaya itu diantaranya, ikan Cumi, ikan segar, ikan Teri, Udang segar dan ikan Layur kuning. Selain di pasar kota, Dinkes juga mengambil sample ikan pindang yang dijual keliling oleh pedagang di Desa/Kecamatan Bubulan, Bojonegoro.

"Ikan pindang itu juga positif berformalin setelah kita lakukan uji lab. Saya harap masyarakat lebih jeli dan hati-hati dalam membeli ikan laut," ujarnya.

Menurut Sholeh, para pedagang yang menjual ikan laut berformalin itu rata-rata tidak tahu jika ikan yang dijualnya mengandung zat berbahaya. Selain itu, ikan tersebut penyuplainya rata-rata dari Kabupaten Tuban, sehingga Dinkes Tuban diminta untuk melakukan pengawasan terhadap nelayan maupun tengkulak untuk tidak memformalin ikan lautnya.

"Sebelumnya sudah kita lakukan uji lab ikan laut ini, tetapi masih ada yang negatif. Tetapi sekarang semakin banyak, hampir 80% ikan laut yang terjual di Bojonegoro mengandung formalin," tandasnya.

Untuk mengenali ikan laut yang berformalin itu, kata dia, jika ada ikan tidak dihinggapi lalat maka dipastikan mengadung formalin. Selain itu ikannya kaku, berwarna putih dan ketika diiberikan kucing maka kucingnya tidak mau memakannya. "Itu salah satu cara awal untuk mengetahui ikan laut yang berformalin," tambahnya.

Menanggapai banyaknya ikan laut yang berformalin itu, pihaknya akan mengefektifkan lagi petugas kesehatan yang ada di Puskesmas untuk turun ke lapangan memberikan sosialisasi maupun melakukan pembinaan terhadap penjual ikan laut yang ada di seluruh pasar di Bojonegoro.

Selain itu, sambung dia, jika ikan laut yang berformalin itu dikonsumsi oleh manusia, maka dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kanker maupun tumor.

"Sebetulnya efeknya itu tidak langsung terjadi, tetapi dalam jangka panjang antara 5-10 tahun, tetapi saya berharap sangat kepada masyarakat untuk mewaspadai hal ini," pungkasnya.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video