Suami Abaikan Saya di Ranjang, Ingin Fokus Ibadah, Bolehkah Saya Pisahan? | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Suami Abaikan Saya di Ranjang, Ingin Fokus Ibadah, Bolehkah Saya Pisahan?

Editor: Nur Syaifudin
Wartawan: .
Sabtu, 14 Agustus 2021 10:36 WIB

Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A

>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, M.A.. Kirim WA ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<

Pertanyaan:

Asssalamualaikum wr.wrb. Saya kenalkan diri saya Bu Sri dari Jakarta. Sebelumnya saya minta maaf kalau curhatan rumah tangga saya ini, saya ceritakan agak panjang, agar Kiai bisa memahami latar belakangnya.

Bolehkah saya memilih untuk dengan suami? Latar belakangnya sebagai berikut.

Sejak beberapa bulan terakhir ini, suami sangat fokus dalam menjalankan ibadah. Awalnya saya sangat senang sekali menyambut perubahan suami yang sangat istiqomah beribadah.

Rutinitas suami saya ialah setalah salat Isya langsung tidur dengan alasan ingin salat tahajut, lanjut zikir dan salat Subuh. Saya menjadi tidak enak kalau harus mengganggu. Setelah itu berangkat kerja, pulang hingga pukul 17.00. Langsung mandi, salat Magrib, zikir, dan salat Isyak. Begitu terus setiap harinya.

Padahal ketika ada waktu longgar, suami masih sempat main hape, buka youtube, dan lainnya. Kewajiban terhadap kebutuhan saya selaku istri diabaikan. Pernah satu kali saya tidur di sampingnya dan menghadap ke suami dan memeluknya.

Tangan saya langsung ditepis dan dia seperti merasa terganggu. Ketika saya coba menggoda terus, dia bilang kalau tidak mau tahajudnya nanti terganggu. Saya ulang kembali esoknya, perlakuan dan jawabannya tetap sama.

Pertama saya oke-oke saja dan bisa menerima. Namun, setiap kali tidur dia selalu membelakangi saya. Lama-lama akhirnya capek juga dengan sikap suami yang seperti itu terus. Saya melihat dia merasa sebal kalau saya tidur di sampingnya.

Saya akhirnya merasa terhina sebagai istri. Saya merasa seperti jablay/wanita murahan. Namun saya tidak bisa marah pada suami karena ada alasan sedang istiqomah menjalankan agama.

Dengan lembut akhirnya saya pernah menyampaikan ke suami seperti ini;

Maksud papa apa dengan beragama seperti ini apa? Papa maunya gimana? Apakah mau meninggalkan keduniawian? Contoh dalam agama lain ada suster dan pastur. Mereka memilih tidak beristri/bersuami karena ingin fokus mengabdi pada Tuhannya.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video