Kemendikbud Ceroboh, Pesantren Tebuireng Desak Minta Maaf dan Tarik Naskah Kamus Sejarah Indonesia
Editor: MMA
Selasa, 20 April 2021 19:42 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Reaksi masyarakat – terutama warga NU – terhadap distorsi sejarah dalam softcopy Kamus Sejarah Indonenesia meluas. Pesantren Tebuireng yang secara historis menjadi salah satu markas perjuangan kemerdekaan RI juga menyampaikan sikap tegas.
Di bawah ini rilis Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur yang diterima BANGSAONLINE.com, Selasa (20/4/2021).
BACA JUGA:
Labu dan Cuka, Menu Kesukaan Rasulullah, Nabi Tak Pernah Mencela Makanan
Gus Irfan, Cucu Hadratussyaikh, Pendiri Pesantren Tebuireng dan NU Lolos ke Senayan
Indonesia Krisis Etika? Simak Pendapat Hadratussyaikh saat Ditanya Siapa Presiden RI Pertama
Lima Syafaat Nabi Muhammad, Diantaranya Selamatkan Orang Penuh Dosa dari Api Neraka
Berkenaan dengan beredarnya softcopy Kamus Sejarah Indonesia Jilid I (Nation Formation) dan Jilid II (Nation Building) yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah pada Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pesantren Tebuireng Jombang merasa perlu menyampaikan sikap sebagai berikut:
1. Naskah tersebut sama sekali tidak layak dijadikan rujukan bagi praktisi pendidikan dan pelajar Indonesia, karena banyak berisi materi dan framing sejarah yang secara terstruktur dan sistematis telah menghilangkan peran Nahdlatul Ulama dan para tokoh utama Nahdlatul Ulama, terutama peran Hadlratus Syaikh KH Mohammad Hasyim Asy'ari;
2. Di antara framing sejarah yang secara terstruktur dan sistematis telah menghilangkan peran Nahdlatul Ulama dan para tokoh utama Nahdlatul Ulama sebagaimana dimaksud dalam butir 1 (satu) di atas adalah tidak adanya lema Nahdlatul Ulama dan KH. Hasyim Asy'ari dalam Jilid I dan Jilid II Kamus Sejarah Indonesia tersebut;
3. Jika dicermati lebih dalam, narasi yang dibangun dalam kedua jilid Kamus Sejarah Indonesia tersebut tidak sesuai dengan kenyataan sejarah, karena cenderung mengunggulkan organisasi tertentu dan mendiskreditkan organisasi yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa naskah tersebut tidak layak menjadi rujukan para praktisi pendidikan dan pelajar Indonesia. Di luar itu, banyak kelemahan substansial dan redaksional yang harus dikoreksi dari konten Kamus Sejarah Indonesia tersebut;
Simak berita selengkapnya ...