Demokrasi Bisa Diisi Kebaikan, Bisa Diselewengkan, Jika Penganut Agama Gagal Isi Ruh Nilai Mulia | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Demokrasi Bisa Diisi Kebaikan, Bisa Diselewengkan, Jika Penganut Agama Gagal Isi Ruh Nilai Mulia

Editor: MMA
Sabtu, 17 April 2021 20:57 WIB

Mahfud MD saat jadi keynote speaker dalam webinar Tadarus Demokrasi, Relasi Agama, dan Demokrasi, yang diselenggarakan oleh MMD Initiative, Jakarta, Sabtu (17/4). foto: ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyatakan, agama, khususnya Islam, dapat menerima sistem politik dan pemerintahan apapun, termasuk demokrasi.

"Agama itu peraturan dan normanya, prinsipnya, datang vertikal, dari Tuhan. Pedoman hidup manusia. Wahyu Tuhan yang wajib diikuti sesuai keyakinan. Sementara demokrasi hanya model dan sistem di dalam bernegara. Normanya lahir secara horizontal," kata Mahfud MD saat menjadi keynote speaker dalam webinar Tadarus , Relasi Agama dan , yang diselenggarakan oleh MMD Initiative, Jakarta, Sabtu (17/4).

Meski berbeda sumbernya, agama bisa menerima sistem politik dan sistem bernegara jenis apa pun. Baik demokrasi, kerajaan, monarki, otokrasi, teokrasi, dan sistem apapun saja. Sebab, prinsipnya, agama bersifat netral.

Urusan cara dan sistem hidup bernegara, prinsip organisasi pemerintahannya, kata Mahfud, diserahkan kepada masing-masing pemeluk agama.

"Islam tidak mengharuskan lembaga atau sistem politik tertentu. Agama tidak melarang monarki totaliter. Tidak diperintahkan, tapi diceritakan dalam kitab suci. Otokrasi ada yang jelek, ada Firaun dan Namrudz. Tapi ada Khalifah Umar bin Abdul Azis, Harun Ar Rasyid yang baik," tambahnya.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video