Kapal Ever Given itu Baru Bergerak pada Malam 16 Sya’band | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Kapal Ever Given itu Baru Bergerak pada Malam 16 Sya’ban

Editor: MMA
Rabu, 31 Maret 2021 09:33 WIB

Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.comSelama enam hari kapal Ever Given - terbesar di dunia - itu menyumbat Terusan Suez. Ternyata baru bisa digerakkan pada malam 16 Sya’ban.

Lalu kenapa kapal raksasa itu “tersandung” sehinggga jalan tol laut dunia itu macet total? Silakan simak tulisan Dahlan Iskan, wartawan kondang itu, di BANGSAONLINE.com yang hari ini, Rabu, 3 Maret 2021, juga dimuat Disway dan HARIAN BANGSA. Selamat membaca:

DRAMA Terusan Suez sudah selesai. Minggu sore lalu. Tapi masalah itu belum sudah. Terutama: mengapa.

"Kapal itu berjalan melebihi kecepatan," tulis Bloomberg kemarin. "Menurut catatan komputer di kapal itu, kecepatan terakhirnya 13,5 mil/jam," katanya. Itu setara dengan 25 Km/jam.

Padahal, menurut ketentuan, kecepatan kapal di Terusan Suez maksimum 8 mil/jam. Atau sekitar 14 Km/jam. Bahkan di bagian tertentu yang lebih sempit hanya boleh 7 mil/jam.

Itulah fakta yang harus diselidiki. Karena itu satu dua awak kapal Ever Given mungkin harus ditahan di Suez. Untuk diperiksa.

Belum tentu kapten kapal bisa disalahkan. Kapten punya otoritas penuh. Salah satu kiat seorang kapten di keadaan kritis adalah mempercepat laju kapal. Misalnya di saat terjadi badai seperti di Suez bagian selatan pagi itu. Dengan berjalan lebih cepat, pengaruh terpaan angin berkurang. Apalagi Ever Given salah satu kapal terbesar di dunia. Yang muat kontainer yang ditumpuk-tumpuk tinggi. Tumpukan kontainer itu menjadi ibarat tembok solid yang tinggi dan lebar.

Dinaikkannya kecepatan itu bisa juga untuk mengejar waktu: agar cepat meninggalkan bagian kanal yang sempit. Di depan sana ada danau besar: Danau Pahit. ( البحيرة المرة الكبرى).

Danau ini sebenarnya bukan danau. Di tahun 1850 kawasan ini masih berupa tanah dataran rendah. Kering. Berpasir. Tidak ada tetumbuhan. Tanah di situ asin. Mungkin saja sekian juta tahun lalu kawasan ini adalah laut.

Tahun 1860-an dibuatlah sungai buatan. Dari arah selatan. Juga dari arah utara. Ketika dataran rendah ini dilewati oleh sungai buatan, mengalirlah air laut dari arah selatan: dari Laut Merah. Mengalir juga air laut dari arah utara: dari Laut Tengah.

Air laut itu lantas menggenang di dataran rendah itu. Dalam sekali. Lalu membentuk danau besar. Yang karena tanahnya dulu asin maka disebut Danau Pahit.

Saya tidak habis pikir mengapa genangan besar ini disebut danau. Bukankah baru bisa disebut danau kalau airnya tawar? Misalnya danau Michigan di Chicago itu. Luasnya seperti laut. Tapi tetap disebut danau karena airnya tawar. Sebaliknya yang di Jordania itu. Biar pun hanya seperti danau tapi tetap disebut Laut Mati karena airnya asin.

Terserah saja.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video