Radio Suara Gresik Harus Berikan Ruang Informasi Imbal Balik dan Edukasi Mencerdaskan | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Radio Suara Gresik Harus Berikan Ruang Informasi Imbal Balik dan Edukasi Mencerdaskan

Editor: Nizar Rosyidi
Wartawan: M. Syuhud Almanfaluty
Kamis, 18 Februari 2021 17:48 WIB

Dari kiri: Aries Widojoko, Moch. Syafi' A. M., Muhammad Yunus, dan M. Syuhud Almanfaluty. foto: ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - (RSG) harus bisa menjadi instrumen yang dapat memberikan ruang informasi imbal balik dan edukasi mencerdaskan antara Pemerintah Kabupaten Gresik dan masyarakat untuk kemajuan Kabupaten Gresik di era Gresik Baru.

Demikian salah satu poin dalam FGD (Focus Group Discussion) yang digelar oleh Dinas Kominfo (Diskominfo) Gresik dengan tema "Ranperda LPPL (Lembaga Penyiaran Publik Lokal) " di Hotel Horisson GKB Desa Sukomulyo, Kecamatan Manyar, Kamis (18/2/2021).

FGD kali ini menghadirkan narasumber Direktur LPPL Radio Suara Sidoarjo Aries Widojoko, Anggota Komisi III Moch. Syafi' A. M. (Fraksi PKB), dan Muhammad Yunus (Fraksi Amanat Pembangunan), dengan dimoderatori Ketua Komunitas Wartawan Gresik (KWG) M. Syuhud Almanfaluty yang juga sebagai Wartawan HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com.

Aries Widojoko dalam paparannya menyampaikan bahwa radio didirikan sebagai instrumen publik untuk saluran informasi. Peran radia tak hanya untuk menginformasikan tentang program-program pemerintah, melainkan juga memberikan kontrol melalui kritik. Terlebih, radio milik pemerintah yang aset dan pendanaannya dari pemerintah.

"Radio itu didirikan untuk semua masyarakat. Untuk wadah masyarakat menerima dan menyuarakan informasi. Jadi, tak hanya informasi-informasi yang baik saja, tapi informasi yang sifatnya mengkritik itu juga harus. Semua untuk informasi imbal balik untuk kemajuan suatu daerah," ujar Aris yang pernah menjadi penyiar di Radio Suara Surabaya itu.

Dia kemudian mencontohkan radio milik pemerintah, RRI, yang berani memberikan kritik kepada kebijakan-kebijakan pemerintah yang bersifat konstruktif. "RRI berani mengkritik negara, berani mengkritik pemerintah, padahal yang membiayai pemerintah. Tapi untuk kebaikan," ungkap Direktur Eksekutif Persatuan Radio TV Publik Daerah Indonesia ini.

"Makanya, RSG harus berani melakukan hal serupa, berani memberikan ruang publik (pemirsa) untuk mengkritik pemerintah demi kemajuan daerah. Sebaliknya, RSG juga harus berani tampil memberikan informasi kebijakan pemerintah agar diketahui publik. Tak perlu ditutup-tutupi, semua demi kebaikan dan kemajuan daerah," sambungnya.

Aries optimis, radio tak akan ditinggalkan pendengarnya. Asalkan, pengelola radio bisa mengikuti perkembangan era digital yang ada, dan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemirsa (masyarakat) dengan cepat.

"Makanya, RSG harus bisa membuat inovasi, lompatan program (segmen) sesuai yang dibutuhkan masyarakat. Harus bisa suguhkan penyiaran cerdas, mendidik, dan dibutuhkan pemirsa," paparnya.

"Oleh karena itu, dibutuhkan kejelian dan kepekaan pengelola radio untuk menangkap informasj yang dibutuhkan oleh pemirsa. Radio itu ibaratnya harus bisa menjadi stasiun kereta api (KA) yang bisa dilewati semua KA. Artinya apa, radio harus bisa jadi instrumen yang bisa mewadahi kebutuhan pemirsa. Sebab, antara pemirsa satu dan lain kebutuhan informasi berbeda, baik yang milenial, orang tua, ibu-ibu atau bapak, dan seterusnya, ibaratnya ada yang suka dangdut, campursari, pengajian, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Semua harus dikelola dengan apik untuk disuguhkan dan memberikan yang terbaik untuk pemirsanya," terangnya.

Pada kesempatan tersebut, Aries mengapresiasi RSG yang dikelola Diskominfo Gresik. Sebab, baru umur setahun namun pemirsa atau followers seperti di YouTube sudah cukup banyak. "Radio Suara Sidoarjo saja kalah. Ini tak lepas dari inovasi, dan terobosan yang dilakukan oleh Diskominfo Gresik dan selalu mau belajar," pungkasnya.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video