​Mahar Nikah Ratusan Juta di Aceh, Tapi Mertua Ngasih “Kembalian” Mobil (3-Habis) | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

​Mahar Nikah Ratusan Juta di Aceh, Tapi Mertua Ngasih “Kembalian” Mobil (3-Habis)

Editor: MMA
Senin, 04 Januari 2021 21:48 WIB

Rumah Adat Aceh. foto: mma/ bangsaonline.com

BANDA ACEH, BANGSAONLINE.com Inilah tulisan ketiga M Mas'ud Adnan, owner HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com yang mengikuti rombongan Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. ke selama 4 hari. Mulai Rabu (23/12/2020) hingga Sabtu (26/12/2020) pagi. Banyak catatan menarik selama berada di Serambi Makkah itu. Di antaranya ziarah ke Syaikh Kuala yang makamnya utuh saat diterjang tsunami. Juga keindahan Masjid Raya Baiturrahman, dan raibnya wanita penghibur pasca tsunami, serta mahalnya mahar nikah yang mencapai ratusan juta. Selamat mengikuti:

Pada hari ketiga di saya mulai berpikir untuk jalan sendiri. Selain untuk belanja oleh-oleh khas , saya juga ingin melihat denyut kehidupan pada malam hari. Di antar seorang sopir dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda yang tiap harinya mengantar rombongan Kiai Asep, saya pun pergi pada malam hari. Saya pergi bersama Mohammad Santoso, anggota DPRD Kabupaten Mojokerto yang juga ikut rombongan Kiai Asep ke . Jadi kami bertiga bersama sopir, sedang Kiai Asep dan teman-teman yang lain istirahat di hotel.

Luar biasa. Ternyata sangat hidup pada malam hari. Kota Banda hirup pikuk hingga tengah malam. Kuliner buka di mana-mana, terutama kedai atau café kopi yang dalam bahasa disebut kupi. Kopi memang sangat khas. Rasanya nikmat dan aromanya sedap.

Karena itu dijadikan kuliner resmi. Hampir semua pertemuan, kopi menjadi salah satu suguhan resmi. Terutama pertemuan resmi. Biasanya dipadu dengan gula aren berwarna coklat.

(Kopi khas . foto: mma/bangsaonline.com)

Saya sempat melihat jam ketika belanja oleh-oleh di toko souvenir. Saat itu sekitar pukul 22.00 WIB. Keluar dari toko saya lihat jam lagi. Saat itu pukul 23.30 WIB. Saat saya keluar itulah toko-toko baru tutup.

Berarti di toko-toko itu tutup antara pukul 23.00 hingga 23.30 WIB. Beda sekali dengan Kota Surabaya. Di kota pahlawan ini toko rata-rata tutup pukul 21.00 WIB. Atau maksimal pukul 22.00, sebelum Covid-19. Sekarang di Kota Surabaya rata-rata toko tutup pukul 20.00 WIB.

Toko di tutup lebih malam mungkin karena pengaruh perbedaan waktu (jam), meski sama-sama WIB. Kota Surabaya dan selisih sekitar satu jam lebih. Dzuhur misalnya di Surabaya pukul 11.34 WIB. Sedang di dzuhur pukul 12.38 WIB. Selisih 1.04 jam.

Yang menyolok selisih waktu Subuh. Di , Subuh pukul 5.15 WIB. Sedang di Surabaya Subuh pukul 3.53 WIB. Jadi selisih 1.62 jam, lebih cepat Kota Surabaya.

Seusai belanja souvenir, saya melihat Kapal Apung. Kapal seberat 2.600 ton itu terdampar di tengah perkampungan saat tsunami menghantam . Yaitu di Desa Punge Blangcut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda .

Padahal jarak laut dengan perkampungan ini sangat jauh, sekitar empat kilometer, namun ada yang bilang tiga kilometer. Menurut Wikipidea, kapal ini memiliki luas sekitar 1.900 meter persegi, dengan panjang 63 Meter.

Nama asli kapal ini PL TD Apung. Yaitu kapal generator listrik milik PLN . Kini kapal apung itu dijadikan tempat wisata, dibiarkan berada di tengah-tengah perkampungan sebagai salah satu monumen sejarah tsunami.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video